SOLOPOS.COM - Yusuf Mansur dan istrinya, Siti Maimunah (IG @yusufmansurnew)

Solopos.com, JAKARTA — Kota Tangerang, Banten berulang tahun ke-29 pada Senin (28/2/2022) lalu. Sebagai warga Tangerang, Ustaz Yusuf Mansur tak mau ketinggalan mengucapkan selamat ulang tahun untuk kota yang dipimpin Arief R Wismansyah tersebut.

Yusuf Mansur mengunggah video di akun Instagramnya, @yusunmansurnew, Senin. Tak sendiri, ia tampil bersama sang istri, Siti Maimunah.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

“Assalamualaikum warahmatulllahi wabarakatuh Pak Wali, Pak Wakil. Kami mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kota Tangerang,” ujar Siti Maimunah memulai video.

Yusuf Mansur langsung menyambung ucapan istrinya itu dengan menyampaikan dari Kota Tangerang lah dakwahnya dimulai hingga menyebar ke banyak tempat di dunia.

Baca Juga: Rayakan Ultah, Ustaz Yusuf Mansur Nyanyikan Bunga Terakhir

“Iya dong, dari Kota Tangerang Daarul Quran menyebar ke seluruh kota di Tanah Air hingga ke lima benua,” sahut Yusuf Mansur.

Dai kondang itu menyatakan bangga tinggal di Kota Tangerang. Ia berharap bisa berkontribusi banyak untuk kota yang berulang tahun ke-29 tersebut.

“Bangga dengan Tangerang. Minum air Tangerang, tinggal di Tangerang. Semoga kami bisa berbuat yang terbaik untuk kota ini. Semoga Tangerang menjadi kota terbaik seplanet Bumi. Dirgahayu dan sukses untuk Kota Tangerang,” tutup Yusuf Mansur.

Dikutip dari www.tangerangkota.go.id, nama Tangerang berasal dari sebutan masyarakat sekitar terhadap bangunan tugu 2,5 meter yang didirikan Pangeran Soegiri, putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten, pada tanggal 5 Sapar tahun Wawu (1654 Masehi ) yang terletak kira-kira 500 meter di tepi barat bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di Gardu Gede yang kini dikenal dengan nama Kampung Gerendeng.

Baca Juga: Sah! Prilly Latuconsina Jadi Pemilik Persikota Tangerang

Fungsi tugu tersebut adalah sebagai pembatas atau penanda wilayah kekuasaan Kesultanan Banten di sebelah barat Sungai Cisadane dengan wilayah yang dikuasi VOC di sebelah timur.

Atas dasar fungsinya tersebut, masyarakat menyebut tugu dan daerah itu dengan sebutan “Tetengger” atau “Tanggeran” yang berarti “penanda”.

Pada 17 April 1684 pascapenandatanganan perjanjian antara VOC dengan Kesultanan Banten yang diwakili Sultan Haji atau Sultan Abunnashri Abdulkahar (putra Sultan Ageng Tirtayasa), Belanda sepenuhnya menguasai wilayah Tanggeran.

Dalam penguasaannya, tentara Belanda juga merekrut warga pribumi di antaranya dari Madura dan Makassar yang di antaranya ditempatkan di sekitar wilayah benteng.

Baca Juga: Yusuf Mansur Panen Gugatan, Ketua Daarul Quran Solo Bela Habis-Habisan

Tentara VOC yang berasal dari Makasar tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut Tangeran dengan Tangerang. Kesalahan ejaan dan dialek inilah yang diwariskan dari generasi ke generasi bahkan hingga saat ini.

Seiring berjalannya waktu, daerah Tangerang yang kala itu berbentuk Kabupaten Daerah Tingkat II mengalami perkembangan yang sangat pesat. Letaknya yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta menjadikan beberapa kecematan yang berbatasan langsung menjadi pusat segala kegiatan baik pemerintah, ekonomi, industri, dan perdagangan, politik, sosial hingga budaya.

Pada tanggal 28 Februari 1981 disahkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1981 tentang Pembentukan Kota Administratif Tangerang dan akhirnya ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 28 Februari 1993. Sebutan kotamadya diganti dengan kota pada tahun 2001.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya