SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat jumpa pers dengan wartawan di ruang rapat Bupati Sragen, Kamis (20/2/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kusdinar Untuk Yuni Sukowati memastikan tidak akan mundur sebagai calon bupati atau cabup jika Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Sragen 2020 digelar Desember.

Sikap Yuni ini berbeda dengan beberapa calon kontestan pilkada lainnya seperti cabup Wonogiri, Joko Sutopo alias Jekek, dan calon wali kota (cawali) Solo Achmad Purnomo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kedua calon tersebut menegaskan akan mundur sebagai cabup apabila Pilkada digelar Desember karena mengaku tidak sampai hati menjalankan tahapan pilkada di tengah pandemi corona.

Pencurian di Sidowayah Klaten: Korban Disekap, Perhiasan Digasak

“Saya mengikuti saja aturan pemerintah. Sekali sudah diniati [maka] harus dijalankan,” ujar Yuni maju sebagai cabup Pilkada 2020 Sragen lewat PDIP, Minggu (26/4/2020).

Yuni yang kini masih menjabat Bupati Sragen juga menanggapi tudingan petahana diuntungkan dengan situasi pandemi Covid-19 yang saat ini melanda dunia.

Yuni mengaku tidak merasa diuntungkan dalam situasi seperti sekarang. “Tidak ada seorang pemimpin pun yang menginginkan keadaan seperti ini [wabah virus corona] dalam masa pemerintahannya” jelasnya.

Tambah 2, Sopir Bus dan Perawat Wonogiri Positif Covid-19

Sebagai Bupati yang maju lagi sebagai cabup pada Pilkada 2020 Sragen, Yuni justru mempertanyakan di mana keuntungannya dari wabah tersebut.

“Pembangunan enggak jalan. Anggaran semua di-refocusing [untuk penanganan Covid-19]. Visi dan misi pun tidak tercapai. Banyak yang harus dikorbankan. Apa yang diuntungkan dengan situasi seperti ini?” kata dia.

Biaya Pemenangan Membengkak

Sementara itu Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno menilai proses politik di lapangan mengalami slow down. Dia mengatakan mundurnya tahapan pilkada bagi calon berarti biaya pemenangan juga membengkak.

Bocah 10 Tahun di Klaten Positif Covid-19 Setelah Saudaranya Pulang Dari Malaysia

Apalagi, wabup yang tidak akan berpasangan lagi dengan Yuni sebagai cabup dan cawabup pada Pilkada Sragen 2020 itu menambahkan para pemilih terutama kalangan menengah ke bawah jumlahnya sangat banyak. Mereka membutuhkan uluran bantuan.

Dedy menyatakan datang tanpa bantuan itu sama dengan bunuh diri dalam politik. Menurut Dedy, petahana akan bebas bergerak di tengah pandemi Covid-19 yang pasti membawa bantuan dari APBD yang disalurkan.

Pasien Covid-19 Ke-15 Solo Tertular Saat Tunggu Anaknya di RS

Meskipun tak bicara pilkada dan kampanye, hal itu menurut Dedy tetap menguntungkan secara politis dengan signifikan. “Sementara penantang dalam situasi seperti ini kalau tetap menggalang dukungan dan kampanye malah jadi boomerang dan justru tidak akan mendapat simpati,” terangnya.

Dedy menyampaikan zaman sekarang lagi serba susah, yakni susah secara ekonomi, sosial, budaya dan juga politik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya