Solopos.com, BANYUMAS — Seorang montir asal Banyumas, Jawa Tengah, Siboen, sukses menjadi youtuber kondang. Dia pun dapat menganongi penghasilan Rp50 juta hingga Rp150 juta dari 10 channel Youtube yang dikelola sendiri.
Siboen yang dulu bekerja sebagai montir untuk membiayai kehidupan kini memiliki penghasilan cukup besar dari Youtube. Dia tertarik membuat konten di Youtube setelah melihat kasuksesan youtuber Atta Halilintar.
Promosi BRI Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Sumbar dan Jabar
"Saat itu saya berpikiran ingin mengembangkan usaha saya. Tapi kan susah buka bengkel di desa. Pasti ya pasiennya dan orangnya itu-itu saja," kata Siboen seperti dilansir Suara.com, Rabu (9/6/2021).
Dia pun kemudian mencermati fenomena anak-anak desa tempatnya tinggal kerap melontarkan kata cingire. Ia penasaran lalu mencari tahu sendiri fenomena anak-anak sekitaran yang kerap berkata cingire.
Rupanya anak-anak di kampung Siboen menirukan perkataan cerita komedi oleh youtuber asal Kebumen. Dari situlah awal mula konten-kontennya dimulai. Tiga bulan pertama, tiap harinya ia dengan rutin mengunggah konten komedi yang melibatkan anak sekitaran.
Modal 2 HP
Bermodalkan HP Xiaomi Redmi 4x dan Samsung Duos ia bikin konten seadanya. Awal mula, ia kesulitan untuk membuat konten dengan durasi panjang. Keterbatasan kartu memori menjadi satu-satunya penyebab. Maklum saja, perekonomiannya saat itu masih sangat terbatas.
Konten komedi yang saat itu ia buat rupanya kurang diminati oleh warganet. Hingga pada akhirnya, datanglah seorang yang ingin membetulkan aki motor jenis N-Max. Karena keluaran terbaru, ia kesulitan untuk mencari letak aki berada.
"Saya kesulitan cari aki, orangnya terus nyuruh saya buat lihat di Youtube. Akhirnya ketemu tuh, tapi rata-rata konten yang diunggah di Youtube mengenai tutorial perbengkelan kurang jelas untuk orang awam," akunya.
Baca juga: Siboen, Montir Bengkel Banyumas yang Tembus Gold Button Youtube
Dari situlah ide untuk membuat konten tutorial dunia perbengkelan motor tercetus dan dikembangkan oleh Siboen si youtuber. Bukan tanpa sebab, pasalnya keterampilan ia di dunia perbengkelan bukan diraih dari pendidikan STM. Pendidikan resmi yang ia raih adalah jenjang Sekolah Dasar (SD).
Awalnya selain keterbatasan gawai, ia juga keterbatasan kuota untuk mengunggah kontennya. Alhasil, ia menemukan ritme baru, tiap pukul 16.00 WIB sore, selepas ia menutup bengkel, langsung menuju ke balai desa yang menyediakan internet gratis.
"Kerjaan saya tiap hari upload konten tiap jam 4 sore. Isinya ya tutorial perbengkelan. Saya kadang sampai ketiduran karena menunggu upload yang waktunya lama," tuturnya.
Hanya dalam waktu enam bulan jerih payahnya mulai menghasilkan. Ia mulai gajian dari Youtube. Masih ingat betul saat itu jumlah yang ia terima dari Youtube, kisaran angka Rp1,8 juta.