SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB secara daring. (Youtube/Sekretariat Presiden)

Solopos.com, JAKARTA  — Geliat ekonomi Indonesia yang tecermin dari capaian sejumlah indikator ekonomi sejauh ini, menjadi modal besar di tengah upaya pemulihan pascapandemi. Ditopang oleh optimisme yang tinggi, pemerintah pun meyakini Indonesia bisa melewati berbagai tantangan yang mengadang pada tahun ini, salah satunya kemunculan Covid-19 Varian Omicron.

Namun, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia tidak sendirian menghadapi situasi Covid-19 yang dampaknya sangat kompleks.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ini sebuah keadaan yang tidak mudah bagi pemimpin negara di manapun, karena situasi Covid-19 yang belum bisa dikendalikan secara global. Dampaknya ke mana-mana. Kompleksitas masalah bertubi-tubi datang dan itu di luar kalkulasi. Misalnya kelangkaan kontainer, kelangkaan energi di beberapa negara, terjadi juga kenaikan drastis inflasi global,” ujar Jokowi  dalam wawancara khusus dengan Bisnis di Istana Kepresidenan Bogor,  Kamis  (6/1/2022).

Namun, lanjut Jokowi, hal yang paling penting adalah bagaimana pemerintah mengambil kebijakan itu dengan kehati-hatian, prudent, dan terkalkulasi meskipun sulit. “Karena kunci pemulihan ekonomi hanya satu, yaitu Covid-19 bisa dikendalikan,” ujarnya.

Baca Juga: Dukung Bisnis UMKM, Ini Strategi Digital Marketing 2022

Sementara terkait Covid-19 Varian Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia, Jokowi tak memungkiri hal itu menimbulkan kekhawatiran lagi. “Kemarin kita bisa menyelesaikan varian Delta dari sekitar 56.000 kasus harian di pertengahan Juli 2021, menjadi mungkin rata-rata 200-an kasus dalam seminggu ini. Sekarang muncul Omicron. Kekhawatirannya juga sama, menyebabkan optimisme turun lagi,” ujar Presiden.

“Tetapi saya tegaskan kita harus optimistis ke depan. Apalagi, angka-angka indikator ekonomi yang saya lihat sangat baik. Indeks Kepercayaan Konsumen sudah di atas kondisi normal, inflasi masih terjaga 1,87%, ekspor juga naik 49% . Itu artinya ada produksi,” imbuhnya.

Menurutnya, indikator lainnya seperti penerimaan pajak juga melampauai 100%, artinya ada transaksi, ada perputaran ekonomi dan daya beli kembali meningkat. Hal inilah yang menurutnya harus dijaga.

Sementara terkait mitigasi terkait antisipasi persebaran dan dampak Varian Omicron, Jokowi menyebutkan ada tiga hal penting yang harus dilakukan. “Saya sampaikan ada tiga hal penting yang harus dilakukan pemerintah sebagai antisipasi. Pertama, screening di pintu-pintu masuk bagi pelaku perjalanan luar negeri harus ketat. Termasuk di dalamnya karantina. Jangan sampai ada yang bocor meskipun tidak mudah karena pintu banyak sekali,” ujarnya.

Baca Juga: Perluas Bisnis, Raffi Ahmad Investasi Pengolahan Daging Sapi NTB

Selanjutnya hal yang kedua adalah percepatan vaksinasi. Menurut Jokowi hal ini penting, sehingga dia menyampaikan kepada para  kepala daerah agar semua daerah vaksinasi di atas 70%.

“Sampai minggu ini vaksinasi nasional sudah di atas 280 juta dosis. Sekarang kita konsentrasi ke lansia dan anak 6-11 tahun,” ujarnya.

Hal ketiga yang terpenting tentang kepatuhan pada protokol kesehatan yang merupakan kunci.  Jokowi mngaku bersyukur bahwa kedisiplinan masyarakat memakai masker masih sangat baik dibandingkan sejumlah negara lain.

Ketiga hal itu harus di-backup dengan testing dan tracing yang tinggi. Saya juga sudah minta provinsi dan kabupaten/kota untuk menyiagakan rumah sakit yang siap dengan tabung oksigen dan obat. “Pengalaman 2021 akan menjadi pelajaran yang baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya