SOLOPOS.COM - Pedepokan Wening, Kekandangan Wringin Seto, Bukit Soko, Kabupaten Blora (Sumber: Liputan6.com)

Solopos.com, BLORA — Indonesia secara administratif mengakui enam agama, yaitu Islam, Kristen  Protestan, Katholik Roma, Hindu dan Khonghucu. Namun sejatinya, Indonesia memiliki kepercayaan asli yang sudah berkembang sebelum enam agama tersebut, salah satunya wringin seto yang merupakan kepercayaan asli warga Blora.

Menurut data Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem), di Jawa Tengah terdapat sekitar 396 aliran kepercayaan yang terbagi dalam beberapa kelompok atau organisasi. Dari jumlah itu, 60 aliran kepercayaan sudah dinyatakan tidak aktif lagi dikarenakan pengikutnya sudah memeluk keyakinan resmi yang ditetapkan negara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara itu, dilansir dari Kesbangpol.jatengprov.go.id, Rabu (20/10/2021), dari penganut aliran kepercayaan yang masih aktif tersebut, terdapat  sebuah aliran kepercayaan asli di Kabupten Blora yang memiliki jumlah pengikut terbanyak. Aliran kepercayaan itu adalah Kekandangan Wringin Seto dengan jumlah pengikut sekitar 27.000 pengikut.

Baca Juga: Tak Bisa Renang, Bocah asal Grobogan Tenggelam di Saluran Irigasi

Dilansir dari Warisanbudaya.kemendikbud.go.id, ajaran Kekandangan Wringin Seto kali pertama disebarkan Eyang Amiseno dan Amiluhur. Kedua eyang tersebut adalah saudara kembar yang hidup dalam rentang tahun 1818-1915. Keduanya merupakan perintis aliran kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Wringin Seto yang didirikan bulan Sura atau 8 September 1895 di Margoyudan, Surakarta.

Setelah mengalami perjalanan panjang hingga akhirnya kepercayaan ini dikembangkan di Kabupaten Blora, Kekandangan  Wringin Seto hingga tahun 2006 dipimpin oleh Koesoemo Soerodiningrat Soewardi (Mbah Wardi) dan kemudian ada tokoh lagi, yakni Agus Soejono Budi.

Ajaran Kekandangan Wringin Seto

Ajaran Kekandangan Wringin Seto mengajarkan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa dan segala mahkluk yang hidup di jagad raya ini berada di bawah kuasa Yang Memberi Hidup. Yang Memberi Hidup memiliki sifat-sifat wewarah nawa, sapta ing jiwaraga atau Kuasa-Nya atas WenangNya Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga: Dulu Sinyal Susah, Ganjar Datang Kini Internet di Desa Ini Ngebut

Berbagai tatacara ibadah yang dilakukan, antara lain pada bulan Sura atau istilahnya mapak, laku prihatin selama tiga hari, puasa, ngebleng, dan pati geni yang dilakukan bersama di sanggar. Pada tanggal 15 bulan Jawa diadakan slametan Suran, sebuah ritual doa keselamatan untuk seluruh umat dari berbagai agama. Kemudian setiap malam jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, diadakan sarasehan di sanggar.

Saat ini, komunitas Kekandangan Wringin Seto memiliki pedepokan yang terletak di Bukit Soko, Desa Soko, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora yang didirikan pada 1999. Para pengikut ajaran ini menyebut pedepokan tersebut sebagai pedepokan wening atau hening.

Sudah lebih dari dua dekade bukit ini menjadi pertapaan bagi para penghayat Kekandangan Wringin Seto. Untuk mencapai pedepokan ini tidaklah mudah, karena pengunjung harus melewati jalan menanjak. Meskipun demikian, konon banyak pejabat di Indonesia yang berkunjung ke kekandangan ini untuk mencari wangsit melalui pertapaan.

Baca Juga: Jalan Rusak di Banjarnegara Parah Banget: Brocel Kayak Sungai Kering

Banyak Dikunjungi Pejabat Negara dan Calon Pejabat Negara

Dilansir dari Liputan6.com, seorang pemerhati sejarah Kabupaten Blora, Agung Ariyanto mengatakan bahwa sejak dulu Kabupaten Blora memang dianggap mercusuar atau nusantara kecil yang kerap dikunjungi para pemimpin Indonesia. Bahkan pedepokan  ini pernah mendapatkan penghargaan kalpataru dari almarhum Presiden Soeharto.

Kedatangan para tokoh bangsa tidak satupun diketahui oleh orang luar, bahkan media. Sebab kedatangan para pejabat ini kerap tanpa pengawalan. Salah satu pengikut Kekandangan Wringin Seto, Budi mengatakan sampai sekarang ini, khususnya saat menjelang Pemilu,  masih banyak pejabat dan orang yang akan mencalonkan diri sebagai pejabat negara datang ke pedepokan ini untuk memohon harapan kelancaran.

Budi juga menceritakan, saat Orde Baru tumbang, Mbah Wardi yang juga sesepuh Kekandangan Wringin Seto sudah melihat tanda-tanda kejatuhan Soeharto sebelum resmi lengser.

Hingga saat ini, kelompok penghayat kepercayaan Wringin Seto ini tersebar di beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah, seperti sekitar Solo, Yogyakarta, Muntilan, Magelang, dan Rembang. Penyebaran aliran ini diketahui tidak begitu pesat karena proses dan metodenya masih sederhana, yaitu hanya melalui mulut ke mulut saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya