SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi (Kementan)

Solopos.com, SUKOHARJO — Lahan pertanian berkonsep indeks pertanian atau IP 400 Sukoharjo yang telah dipanen selama periode Januari-Maret seluas 2.088 hektare menghasilkan 45.422 ton gabah.

Sukoharjo menjadi daerah dengan konsep IP 400 terluas di Indonesia yakni mencapai 10.000 hektare. Lahan pertanian yang menerapkan konsep IP 400 tersebar di 12 kecamatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagian petani mulai memanen padi di lahan pertanian yang menerapkan konsep IP 400 sejak awal Maret. Kontribusi produksi padi yang dihasilkan dari hasil panen lahan pertanian diharapkan meningkat jadi empat kali masa tanam dalam setahun.

Baca Juga: RDKK Pupuk Bersubsidi Sukoharjo Mungkin Berubah karena Pertanian IP 400

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Hadi Pramono, mengatakan masa panen padi di lahan pertanian yang menerapkan konsep IP 400 diperkirakan sampai akhir April.

Jumlah produksi padi dipastikan bertambah lantaran masih banyak lahan pertanian yang belum dipanen. “Luas lahan pertanian yang telah dipanen sekitar 2.088 hektare. Masih ada 8.000 hektare sawah yang menunggu masa panen,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (27/3/2022).

Hadi menyebut kunci keberhasilan penerapan konsep IP 400 adalah ketersediaan pasokan air, mekanisasi pertanian yang mumpuni, dan penggunaan benih genjah. Benih genjah berumur pendek dan tahan kekeringan.

Baca Juga: Padi IP 400 di Sukoharjo Mulai Dipanen, Bagaimana Hasilnya?

Padi genjah dapat dipanen saat memasuki 90 hari sehingga lahan pertanian bisa ditanami padi empat kali dalam setahun. Implementasi konsep IP 400 di Sukoharjo juga menitikberatkan pada optimalisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) modern.

Penyangga Ketahanan Pangan

“Pemerintah menjamin ketersediaan pasokan air ke lahan pertanian dalam penerapan konsep IP 400. Selain itu, pemerintah bakal mengintensifkan pengendalian organisme pengganggu tanaman [OPT] seperti tikus,” ujarnya.

Sukoharjo merupakan salah satu daerah lumbung padi dan penyangga ketahanan pangan di Jawa Tengah. Pasokan air ke lahan pertanian nyaris tak ada kendala lantaran air Dam Colo mengalir ke saluran irigasi di sebagian wilayah Sukoharjo.

Baca Juga: Pemkab Sukoharjo Jamin Alokasi Pupuk Bersubsidi untuk Lahan IP 400

Para petani bisa menjaga surplus setiap tahun yakni 119.792 ton. “Setelah memanen padi, lahan pertanian langsung dipersiapkan lagi untuk masa tanam berikutnya. Jadi lahan pertanian langsung digarap lagi,” paparnya.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukoharjo, Sukirno, menyatakan mendukung program IP 400 di lahan pertanian yang dijalankan di Sukoharjo. Anggota KTNA Sukoharjo bakal memberikan kontribusi nyata agar program IP 400 berjalan maksimal.

Baca Juga: Dapat Saran dari Mentan, Ini Cara Sukoharjo Genjot Budidaya Padi IP 400

Sukirno menyoroti penyaluran pupuk bersubsidi untuk petani yang menerapkan konsep IP 400. Kebutuhan pupuk bersubsidi dipastikan meningkat jika sudah bisa empat kali masa tanam dalam setahun. Karena itu, ketersediaan pupuk bersubsidi harus dijamin pemerintah selama 2022.

“Pengelola kios pupuk lengkap [KPL] diminta untuk memasang spanduk MMT berisi alokasi pupuk bersubsidi masing-masing petani dan harga eceran tertinggi [HET] pupuk bersubsidi. Ini upaya agar tak terjadi gejolak terkait penyaluran pupuk bersubsidi di lapangan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya