SOLOPOS.COM - Praktik manasik haji jemaah KBH Mandiri di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali. Sabtu (17/3/2018). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pelayanan manasik Haji Kementerian Agama pada 2018 dinilai publik sangat efektif dengan indeks 3,55. Artinya, Kementerian Agama mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para calon jemaah Haji termasuk implementasi saat di tanah suci.

Dalam survei yang digelar Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar itu penilaian dibagi ke dalam sejumlah indikator. Pada indikator pelayanan panitia meraih skor 3,54, pelayanan pembimbing 3,43, dan Pelayanan perencanaan 3,32.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, ada indikator pelayanan pelaksanaan 3,26, materi bimbingan 3,37 serta sarana dan prasarana 3,35. Total indeks dalam efektivitas pelayanan manasik Haji itu mencapai 3,55.

Pengawas dan Mutu Pendidikan MA

Ekspedisi Mudik 2024

Tak hanya itu, capaian indeks di 14 kota di kawasan timur Indonesia berkategori sangat efektif dengan nilai bervariatif antara 3,3 hingga 3,93.

"Kementerian Agama telah mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para calon jemaah Haji terkait manasik haji. Dan terimplementasi dengan baik ketika mereka berada di tanah suci," kata Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar, sebagaimana rilis kepada Solopos.com, Minggu (26/7/2020).

Indikator terendah ada pada pelayanan pelaksanaan yakni 3,26. Beberapa kekurangan dalam indikator ini yakni pembimbingan Kementerian Agama sebanyak dua kali yang fokus pada regulasi Haji dinilai tak efektif.

Manasik Haji di Luar KUA

Hal serupa terjadi pada bimbingan di KUA sebanyak delapan kali. Pelaksanaan Manasik Haji Kementerian Agama yang berpindah-pindah tempat dan dipadatkan dinilai responden kurang efektif.

Sebaliknya, peserta manasik Haji berharap bisa mengikuti bimbingan pada kelompok bimbingan ibadah Haji melalui guru atau ustaz. Dengan demikian, mereka berharap bisa memperoleh pengetahuan lebih mendalam.

Literatur Keagamaan SMA di Bawah Yayasan-Yayasan Katolik di Jawa Tengah

Ketersediaan saranan dan prasarana juga memengaruhi pelayanan bimbingan manasik Haji. Pelaksanaan bimbingan manasik Haji di beberapa daerah pada kenyataannya lebih banyak di luar KUA seperti hotel maupun masjid. Sebab, sarana dan prasarana tempat itu dianggap mendukung dengan halaman luas, fasilitas audio visual, dan lainnya.

"Hal itu menjadi suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi setiap calon jemaah Haji sehingga capaian indeks berkategori sangat efektif yakni 3,34," imbuh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar.

Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan itu, Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar menyampaikan sejumlah rekomendasi. Salah satunya Dirjen PHU perlu membikin regulasi terkait kegiatan pramanasik agar bimbingan berjalan berkesinambungan.

Begini Strategi Sekolah di Jabar & Banten Tanamkan Pendidikan Karakter Siswa

Selain itu, Dirjen PHU perlu melakukan perbaikan terhadap regulasi pelaksanaan bimbingan manasik Haji di KUA supaya lebih fleksibel. Sarana dan prasarana di KUA juga perlu ditingkatkan oleh Dirjen Bimas Islam.

"Dirjen Bimas Islam perlu meningkatkan kapasitas penyuluh terutama terkait kemampuan penguasaan materi dan praktik manasik Haji," pungkas Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar.

Dua Wajah Smartphone Bagi Siswa MA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya