SOLOPOS.COM - Budi Waryono sedang menunjukkan barongan tua yang disimpannya di rumah Senin (18/7/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Soloposcom)

Solopos.com, PONOROGO — Budi Wayono, 33, dengan tekun menyusuri wilayah Ponorogo, Jawa Timur, untuk menemukan barongan reog yang berusia puluhan hingga seratusan tahun.

Barongan merupakan salah satu unsur penting dalam tarian reog Ponorogo. Barongan  merupakan topeng berbentuk harimau.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat ini, masih banyak ahli waris yang tersebar di wilayah Ponorogo yang masih menyimpan barongan reog milik leluhur mereka. Atas dasar kecintaannya kepada seni asli Ponorogo itu, Budi kemudian tertarik untuk mendokumentasikannya.

Dia bercerita sejak setahun lalu, Budi mulai mendokumentasikan barongan reog tua. Awalnya, dia membuat konten tentang barongan reog tua yang ada di Desa Tugu, Kecamatan Mlarak, Ponorogo. Tak disangka barongan tersebut ternyata dibuat pada tahun 1901. Artinya saat ini usia barongan tersebut sudah mencapai 120 tahun.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Nahas, 2 Pengendara Motor Meninggal Tertimpa Truk Kontainer di Salatiga

‘’Saya pertamanya iseng-iseng masukin videonya ke YouTube dan ternyata banyak yang suka konten soal barongan tua,’’ kata Budi ketika ditemui di rumahnya di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Brotonegaran, Kabupaten Ponorogo, Senin (18/7/2022).

Merasa videonya diapresiasi, Budi mengaku semakin semangat untuk menyusuri berbagai daerah untuk memburu barongan tua. Bukan hanya di wilayah Ponorogo saja, tetapi dia juga berburu di Madiun, Magetan, hingga Blora.

Pengembaraannya ke berbagai daerah itu menghasilkan kurang lebih 400 video terkait dengan barongan tua. Budi juga sengaja diamanahi untuk merawat tiga barongan lantaran ahli waris tidak lagi sanggup menjaganya. Yakni, barongan yang dibuat pada tahun 1940, 1946, dan 1948.

Baca Juga: Curi Galon Air di Angkringan, Pemuda Kulonprogo Dibekuk Warga

‘’Selain barongan, saya juga diminta untuk menjaga satu ganongan yang usianya 77 tahun,’’ ungkapnya.

Budi menyebut, setiap barongan itu memiliki nama masing-masing. Seperti contohnya, barongan yang berusia 1940 itu Mendung Kuworo, tomblok (1946), dan Kliwon (1948).

Karakteristik Berbeda

Karakter barongan tua dari tahun 1990 ke bawah bakal berbeda dengan barongan yang usianya baru 20 tahunan. Barongan tua wajahnya lebih mengerucut dibandingkan sekarang. Selain itu, bahan yang dipakai untuk pembuatannya juga berbeda.

Budi menjelaskan semua barongan tua itu menggunakan kulit macan tutul asli. Sedangkan, barongan yang baru ini sudah menggunakan kulit sapi yang digambar. Meksipun, bahan kayu yang dipakai masih sama, yakni dadap cangkring.

‘’Barongan tua ini meskipun sudah jelek, jangan disepelekan,’’ tuturnya.

Baca Juga: Perhatian! Atasi Macet, Jalur Semarang-Demak Diberlakukan Contraflow

Pada rangkaian acara Grebeg Suro nanti, Budi akan menampilkan sekitar 15 barongan tua dari pemilik di Ponorogo. Acaranya di Pendopo Kabupaten Ponorogo pada Kamis (21/7/2022). Bakal ada 15 barongan tua yang dipamerkan.

Budi menyebut, barongan tua yang bakal ditampilkan itu tahun pembuatannya mulai 1910 sampai 1950. Tiga barongan reog koleksinya juga bakal dipamerkan di sana. Selain barongan, bakal ada ganongan dan jatil tua.

‘’Di acara itu juga didatangkan pengrajin reog yang bakal membuat reog secara live dari nol,’’ pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya