SOLOPOS.COM - PT PLN (Persero) terus menambah pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN akan terus menambah pembangunan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) terintegrasi di sejumlah wilayah.

Hal itu dilakukan sebagai upaya mengimbangi proyeksi percepatan produksi kendaraan listrik domestik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tahun ini PLN menargetkan pembangunan SPKLU selesai sebanyak 580 unit.

Jumlah itu naik signifikan dari jumlah SPKLU saat ini yaitu 126 unit.

Ekspedisi Mudik 2024

Vice President Komunikasi Korporat PLN, Gregorius Adi Trianto, mengatakan perseroan telah membangun sebanyak 126 unit SPKLU yang tersebar di 97 lokasi strategis di sejumlah kota besar.

Baca Juga: Ada di Borobudur, Ini Penampakan SPKLU Green Tourism PLN Pertama di Jawa

“Sementara untuk total SPKLU yang sudah terbangun secara nasional gabungan antara SPKLU PLN dan SPKLU yang dibangun oleh pihak ketiga berjumlah 307 unit di 264 lokasi,” kata Greg melalui pesan singkat, Minggu (12/6/2022).

Greg mengatakan pembangunan satu SPKLU beserta shelter menghabiskan biaya sekitar Rp85 juta hingga Rp1 miliar. Biaya yang dibutuhkan tergantung dari jenis dan kapasitas pengisian ulang.

“PLN terus memberikan pelayanan terbaik dalam mendukung percepatan pertumbuhan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB),” kata dia.

Sebelumnya, PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) memperkirakan permintaan mobil dan motor listrik masing-masing akan tembus di angka 400.000 unit dan 1,2 juta unit atau tumbuh sampai 4 kali lipat pada 2025 nanti.

Sementara IBC belakangan masih mencari investor prospektif untuk membangun industri pembentuk komponen sel baterai yang belum dapat diproduksi di dalam negeri seperti anoda, elektrolit, selubung dan separator.

Baca Juga: Apa Perbedaan SPLU dan SPKLU, Tempat Pengisian Daya Kendaraan Listrik

SVP Corporate Strategy & Business Development Indonesia Battery Corporation (IBC), Adhietya Saputra, menjelaskan pasar baterai kendaraan listrik akan tumbuh signifikan seiring dengan proyeksi peningkatan permintaan mobil dan motor listrik hingga 2025 mendatang.

Berdasarkan proyeksi IBC, kebutuhan daya dari baterai listrik secara global mencapai 1.600 Giga Watt hour (GWh). Sedangkan permintaan domestik diperkirakan sekitar 60 GWh pada 2030.

“IBC turut menargetkan ekspor baterai listrik mencapai 200 GWh untuk memenuhi kebutuhan dunia yang diperkirakan total permintaannya mencapai 1.600 GWh pada 2030 mendatang,” kata Adhietya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia dikutip Minggu (12/6/2022).

Namun, Adhietya mengatakan hampir 50% beban ongkos pengerjaan sel baterai belum dapat diproduksi di dalam negeri. Keadaan itu dikhawatirkan dapat menyebabkan target pemenuhan daya dari baterai listrik itu tidak dapat memenuhi permintaan kendaraan listrik ke depan.

Baca Juga: Tiga Model Kendaraan Listrik dari Cupra Meluncur Pada 2025

Adhietya berharap produksi sejumlah komponen pembentuk sel baterai itu dapat ikut diproduksi di dalam negeri untuk mengurangi beban ongkos dan mengoptimalkan margin produksi.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN akan Bangun 580 SPKLU di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya