SOLOPOS.COM - Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)

Solopos.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia tercatat mengalami surplus 4,37 miliar dolar AS pada September 2021 dengan nilai ekspor 20,60 miliar dolar AS dan impor 16,23 miliar dolar AS.

“Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 17 bulan secara beruntun,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (15/10/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Margo menyampaikan komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Sedangkan negara yang memberikan andil terhadap surplus terbesar yaitu Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Baca juga: Faisal Basri Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Proyek Mubazir

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Margo, neraca perdagangan dengan AS mengalami surplus 1,5 miliar dolar AS dengan komoditas surplus terbesar yakni pakaian dan aksesorinya.

Kemudian, lanjut dia, perdagangan dengan India juga mengalami surplus sebesar 718,6 juta dolar AS dengan komoditas utama bahan bakar mineral dan lemak minyak hewan nabati.

Dia menambahkan surplus perdagangan juga dialami dengan Filipina yang mencapai 713,9 juta dolar AS, di mana komoditas penyumbang surplus terbesar yaitu bahan bakar mineral serta kendaraan dan bagiannya.

Baca juga: Teten Masduki Sebut Shopee dan Lazada Komitmen Tutup Impor

Kendati demikian, perdagangan RI juga mengalami defisit dengan beberapa negara, di mana yang terbesar adalah perdagangan dengan Australia, Thailand, dan Ukraina.

“Defisit dengan Australia sebesar 529,7 juta dolar AS itu karena bahan bakar mineral; dan bijih logam, perak, dan abu,” ujar Margo.

Mesin dan Peralatan Mekanis

Sementara itu, defisit perdagangan dengan Thailand mencapai 346,8 juta dolar AS yang disebabkan oleh komoditas plastik dan barang dari plastik, diikuti dengan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Di sisi lain, perdagangan dengan Ukraina terjadi defisit sebesar 247,2 juta dolar AS dengan komoditas utama serealia serta besi dan baja.

Dia menguraikan neraca perdagangan RI secara kumulatif pada periode Januari-September 2021 mengalami surplus 25,07 miliar dolar AS.

“Angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya pada periode yang sama di tahun 2020 yang surplusnya tercatat 13,35 miliar dolar AS dan bahkan di 2019 kita mengalami defisit,” tutup dia.

Baca juga: Dolar AS Tertekan Inflasi, Rupiah Perkasa di Asia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya