SOLOPOS.COM - Ilustrasi Online Shopping. (Istimewa/Freepik).

Solopos.com, SOLO — Tren bisnis online shop kian berprospek positif dengan adanya sumbangan ekspor. Salah satunya ekspor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui e-commerce

Tercatat lebih dari 10.000 UMKM Solo berhasil ekspor hanya dalam waktu satu tahun setelah mengikuti pelatihan Kampus UMKM Shopee Ekspor Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selanjutnya, 180.000 UMKM Indonesia yang berhasil menjangkau pasar internasional antara lain Malaysia, Thailand, Vietnam, Brasil, dan Meksiko.

Shopee pada 2022 kemudian sempat memperluas destinasi ekspor ke Amerika Latin yaitu Brasil serta Meksiko dan Asia Timur. Angka tersebut belum termasuk data yang terhimpun penuh pada tahun lalu.

Dilansir dari siaran pers Shopee berjudul Kilas Balik 2022: Bagaimana Shopee Menciptakan Ketangguhan Bagi Lebih Banyak Masyarakat Indonesia, perusahaan marketplace tersebut mengklaim kolaborasi dan kontribusi dari berbagai industri jadi faktor penting membangun perekonomian nasional.

Kolaborasi dilihat dari kinerja perekonomian Indonesia Q3 2022 yang mencapai 5,72% (tahun per tahun/year on year). Shopee membantu pemilik usaha UMKM untuk mampu membuka pasar di luar negeri lewat Shopee Ekspor.

Di penghujung 2022, Shopee berhasil mengekspor 20.400.000 produk UMKM Indonesia, sementara data BPS menyebut di tahun 2021 0,88% usaha e-commerce di Indonesia melakukan ekspor.

Salah satu UMKM yang menggunakan layanan Shopee Ekspor adalah usaha Masker Kesehatan Klaten milik Arsy Yulifa Hapsari. Usaha yang berdiri di tahun 2018 tersebut mulai memakai Shopee Ekspor tahun 2020 akhir.

Tantangan menggunakan Shopee Ekspor bagi Arsy adalah kompetitor yang sengit dengan harga bersaing. Ekspor terakhir dilakukan Arsy hampir setahun yang lalu.

“Skemanya yaitu pesanan masuk ke Shopee Jakarta, yang diteruskan ke tokoku, trus toko mengirim produk ke Shopee Jakarta, selanjutnya mereka yang mengekspor, jadi aku tidak perlu memikirkan pajak ekspor dan hal lainnya,” papar Arsy.

Data BPS

Sementara, berita resmi statistik BPS Provinsi Jawa Tengah mencatat pada kuartal III-2022 nilai ekspor Jawa Tengah senilai US$ 2.952,93 juta (Rp44,2 T), turun dari ekspor kuartal sebelumnya US$ 2.998,73 juta (RP44,9 T).

Dilihat dari 2020-2022, pada kuartal I tahun 2022 nilai ekspor tertinggi sebesar US$ 3.171,5 juta (Rp 47,5 T). Nilai ekspor paling rendah di Jawa Tengah tercatat pada kuartal II 2020 senilai US$ 1.633,9 juta (Rp24,4 T).

BPS mencatat bahwa pada 2020 Covid-19 berdampak langsung pada perekonomian termasuk ke nilai ekspor Jawa Tengah.

Ekspor non-migas menyumbang angka US$ 962,91 juta (Rp14,4 T) Juli 2022, kemudian menurun berturut-turut menjadi US$ 959,18 juta (Rp 14,3 T) pada Agustus 2022 dan US$ 865,32 (Rp 12,96 T) September 2022.

Kontribusi nilai ekspor non-migas terhadap total ekspor Jawa Tengah kuartal III tahun 2022 sebesar 94,4%, meningkat dibandingkan komposisi triwulan II 2022 sebesar 92,55%.

Data BPS menunjukkan Amerika Serikat jadi negara tujuan utama ekspor non-migas Jawa Tengah. Sebesar 38,86% ekspor non migas Jawa Tengah Q3 tahun 2022 menuju negara tersebut, disusul Jepang dengan share 9,76%, kemudian China 5,91% lalu Jerman dan Korea Selatan berturut-turut 4,20% dan 2,97%. Sisanya sebesar 38,31% adalah ekspor non-migas Jawa Tengah ke negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya