SOLOPOS.COM - Pengusaha muda asal Wonogiri, Sigit Kuncoro, 27, menunjukkan produk kacang mete andalannya. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Dari berbagai usaha mikro kecil dan menengah yang sedang berkembang di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng), ada Kacang Mete Kun Wonogiri. Meski tergolong usaha baru, produksi UMKM ini cukup sukses menembus pasar Tanah Air, bahkan sudah mulai ancang-ancang dipasarkan ke luar negeri.

Usaha yang dirintis Sigit Kuncoro, 27, pada 2019 itu telah merambah pasar berbagai kota seperti Lampung, Jambi, Bandung, dan Jakarta. Kini, usaha milik warga Sanggrong RT 001/RW 005 Desa Tegalrejo, Purwantoro, itu tengah membidik pasar ekspor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya ingin usaha ini lebih berkembang, karena kebetulan beberapa bulan lalu ada tawaran ekspor ke Australia dan Turki. Tapi belum mampu kami suplai, sehingga pending. Ke depan harapan kami bisa ekspor ke sejumlah negara,” terangnya kepada Solopos.com, Jumat (30/7/2021).

Baca Juga: Salut! Sukarelawan Pengantar Oksigen di Wonogiri Ini Tak Patok Tarif: Bayar Seikhlasnya

Sigit Kuncoro mengisahkan usaha Kacang Mete Kun Wonogiri berawal dari ketidaksengajaan. Pada 2019 ia membantu temannya yang berjualan mete dengan menjadi reseller. Ketika itu ia juga sedang membutuhkan tambahan uang untuk biaya sekolah jenjang S2.

“Awalnya saya niat jualan kebetulan karena saya sekolah study S2. Kan butuh biaya. Saya coba jualin ternyata diterima masyarakat, respons pasar luar biasa. Dulu dibantuin teman-teman kuliah, relasi, marketplace dan teman-teman grup Whatsapp,” urainya.

Dalam perkembangannya, Sigit Kuncoro lantas memproduksi sendiri kacang mete tersebut. Dengan memanfaatkan jejaring yang sudah ada, usahanya terus berkembang. Bahkan kini ia sudah mempunyai puluhan reseller yang mendongkrak penjualannya.

Baca Juga: BPUM Tahap Tiga di Wonogiri Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Link Pendaftarannya

Belajar Strategi Marketing Di UMKM Expo

“Untuk penjualan saya banyak dibantu teman-teman reseller, ada 20 an reseller. Tapi mayoritas pasar atau penjualan kami sampai 80 persen di Bandung dan Jakarta,” kata pemuda yang baru saja melangsungkan pernikahan pada Kamis (29/7/2021) tersebut.

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Sigit Kuncoro mampu memasarkan produk Kacang Mete Kun Wonogiri hingga 50 kilogram per bulan. Namun sejak pandemi Covid-19 usahanya perlahan-lahan lesu dan kini hanya menyuplai 25-30 kilogram kacang mete setiap bulannya.

Ia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan sektor usaha kembali menggeliat. Langkahnya mengikuti UMKM Expo 2021 bersama Bank Indonesia (BI) merupakan salah satu upaya mengembangkan usaha kacang mete asli dari Wonogiri.

Baca Juga: Kisah Tragis Warga Wonogiri Kesulitan Cari Oksigen di 8 RS Sampai Ibunya Meninggal

“Saya jadi kenal dengan para pelaku UMKM lain [lewat UMKM Expo], bisa saling belajar dan tukar pengalaman. Tahu berbagai strategi marketing dan tips mengembangkan usaha. Mudah-mudahan Kacang Mete Kun Wonogiri bisa segera merambah pasar ekspor,” harap Sigit.

Produk kacang meter Kuncoro tersedia dalam berbagai pilihan, mulai dari kondisi mentah hingga berbagai kualitas. Begitu juga untuk rasa ada orisinal, pedas manis, dan madu oven. Kacang mete Kun tidak menggunakan penyedap rasa dan bahan pengawet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya