SOLOPOS.COM - Pemilik bangunan sepatu, Dedy Saryawan, berfoto dengan latar replika sepatu raksasa di Dukuh Berdug, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Senin (29/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Apabila berkendara keluar dari exit tol Boyolali di Kragilan lalu berjalan ke barat menuju kawasan Alun-alun Lor Boyolali, pengguna jalan akan disuguhi sebuah bangunan berbentuk sepatu raksasa. Bangunan itu berada persis di tepi jalan tak jauh dari perempatan exit tol.

Sepatu raksasa dari beton itu dibangun di lantai II. Di bawahnya ada sebuah ruang kosong yang depannya berdinding kaca. Ada pula sebuah loker dengan kunci menempel dan beberapa meja dan kursi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bangunan itu bukan rumah. Pemiliknya mendesain sepatu itu sebagai tempat ibadah bagi umat Islam. Sebab, di sepanjang kawasan dari exit tol menuju Alun-alun Lor Boyolali belum ada fasilitas tersebut. Sedangkan, lantai I akan dimanfaatkan sebagai tempat usaha.

Baca Juga: Kabar Baik! Tahun Depan ASN Klaten Diguyur Tamsil Rp139 Miliar

“Arahnya sudah ditata menghadap kiblat. Di sana akan dimanfaatkan jadi tempat ibadah,” kata pemilik bangunan itu, Dedy Saryawan, saat ditemui wartawan di rumahnya Dukuh Berdug, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Senin (29/11/2021).

Bangunan sepatu boots itu berdimensi 7 meter x 6 meter x 12 meter. Dedy sendiri yang mendesain semuanya dari mulai fondasi hingga replikasi sepatu yang diinginkan. Pembangunannya dimulai pada Februari 2020. Pembangunan rumah itu sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

Pembangunan itu menghabiskan dana Rp1,3 miliar. Meski demikian, Dedy menuturkan bangunan ini baru mencapai 80 persen dari total desain yang direncanakan. Ada beberapa fasilitas yang belum dipasang di bangunan itu mulai dari listrik, air, hingga pagar tangga.

Baca Juga: Cegah Covid-19 saat Nataru, Uji Petik Siswa-Guru di Klaten Digencarkan

“Kekuranganya akan dipasang tahun depan. Itu semua kan kebutuhan primer ya air, listrik dan lainnya,” sambung dia.

Pria yang juga menjabat Kepala Desa Kragilan ini menceritakan saat membangun replikasi sepatu raksasa itu ada seorang operator back hoe mendatanginya. Ia mengira bangunan itu merupakan tempat tukang jahit sepatu atau menjual sepatu.

“Ternyata bukan. Lalu, saya arahkan agar membeli sepatu di Boyolali kota. Di sini hanya bangunan unik,” kenang dia, terkekeh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya