SOLOPOS.COM - Perkebunan kopi di Wonogiri (Istimewa/indonesia.go.id)

Solopos.com, WONOGIRI -- Harapan para pencinta kopi Wonogiri untuk menjadikan Kabupaten Gaplek sebagai kawasan produsen kopi rupanya tak muncul begitu saja, ada cerita penemuan ratusan pohon kopi Liberica.

Lebih dari setahun silam, para pencinta kopi menemukan ratusan pohon kopi jenis Liberica berusia tua di sebuah hutan pinus. Pohon kopi tersebut ditemukan di Dusun Ngroto, Desa Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo pada pertengahan Februari 2019.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Puluhan pohon kopi Liberica ini saat itu bahkan sudah menampakkan bakal buah. Dikutip dari lama indonesia.go.id, kabarnya dulu pernah ada pihak yang mengolah kopi dari ratusan pohon tersebut.

Ayo Dukung Wonogiri Masuk Kategori Kawasan Penghasil Kopi di Indonesia

Namun, budi daya kopi Liberica di Wonogiri ini terhenti akibat harga jual biji kopi kering jeblok. Kopi hanya dihargai Rp5.000 per kilogram.

Hal tersebut dituturkan seorang petani asal Dusun Ngroto, Harmono. Dia menjelaskan keberadaan pohon kopi tersebut telah lama ada. Hanya, tidak terurus dan tidak pernah dipanen.

Melihat potensi kopi Liberica yang tumbuh subur di sebagian wilayah Desa Sukoharjo, Wonogiri, diprediksi bisa dilanjutkan dengan penanaman kopi jenis Robusta.

Judi Sabung Ayam di Sragen Digerebek, Pemain & Penonton Kabur Tapi 28 Motor Ditinggal

Bibit dari Cabutan Pohon Kopi

Atas dasar itu, komunitas pencinta kopi Wonogiri, Wonogirich, membuat event penanaman bibit pohon kopi. Ini didasari atas inisiatif kelompok tani dan didukung penuh oleh perangkat desa setempat.

Kegiatan tersebut sukses terlaksana pada 10 Maret 2019 dengan menanam 1.000 bibit pohon kopi Liberica. Bibit pohon kopi Wonogiri ini diperoleh dari cabutan pohon kopi di Dusun Ngroto yang selama ini tumbuh liar dan tidak terawat.

Rangkaian gerakan di atas untuk memperkenalkan kembali kopi Wonogiri dan upaya untuk memperbanyak hasil produksi kopi dengan kualitas baik.

Bupati Klaten Sri Mulyani Raih Penghargaan Di Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia

Penanaman bibit kopi Liberica merupakan langkah awal para pegiat kopi Wonogiri untuk mewujudkan harapan dan mimpi mengembalikan Wonogiri sebagai sentra kopi sebagaimana terekam dalam sejarah.

Diawali dengan gerakan Wonogiri Nduwe Kopi (Wonogiri Punya Kopi) dan berlanjut pada Wonogiri Nandur Kopi (Wonogiri Menanam Kopi). Diharapkan dalam kurun waktu lima tahun ke depan kabupaten Wonogiri akan dikenal sebagai Wonogiri Nggone Kopi (Wonogiri Tempat Kopi).

Sabar Dulu, Siswa di Klaten Masih Belajar Online Awal September

Potensi Kopi

Diberitakan sebelumnya, pendamping lokal pengembangan kopi Wonogiri di Desa Brenggolo, Bambang Whakit Abdul Rahman, mengatakan kawasan potensial kopi di Wonogiri cukup luas.

Daerah Girimarto, Slogohimo, Puhpelem, Karangtengah, Tirtomoyo dan daerah lainnya berpotensi semua. Tinggal bagaimana semua pihak berperan dalam mewujudkan harapan tersebut.

“Di saat musim tanam kopi, petani menanam. Untuk masyarakat umum, jika mengetahui Wonogiri mempunyai kopi sebagai identitas lokal diharapkan muncul kebanggan dan rasa memiliki. Untuk pemerintah selalu mendukung program yang dijakankan. Ini salah satu bentuk dukungan dari berbagai pihak,” kata dia saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Desa Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, Minggu (30/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya