SOLOPOS.COM - Penampakan awan lentikularis saat Merapi erupsi. (Detik.com-Istimewa @sumosulis1)

Solopos.com, YOGYAKARTA -- Fenomena alam berupa awan lentikularis berwarna merah terlihat saat Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar. Peristiwa menakjubkan itu pun diabadikan dan diunggah di akun twitter @TRCBPBDDIY pada Kamis (14/1/2021) malam pukul 20.46 WIB.

"Awan "Lentikular Api" Kemis Kliwon 14/01 by P21 @Sumosulis1," tulis akun tersebut seperti dikutip detik.com, Jumat (15/1/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terkait hal itu itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Agus Riyanto menjelaskan terbentuknya awan lentikular merupakan hal yang lumrah di daerah pegunungan.

"Awan lentikular memang biasa terjadi adalah di puncak atau daerah pegunungan, bentuknya memang seperti caping gunung itu terjadi karena adanya adveksi biasanya itu kabut yang terangkat ke atas menjadi awan awan lentikular," kata Agus melalui pesan singkat kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).

Batu Bata Merah Kuno Kembali Ditemukan di Gempol Klaten, Bagian Pagar Candi?

Soal adanya warna merah pada awan lentikular, Agus juga menyebut fenomena itu disebabkan karena adanya bias cahaya dari lava pijar.

"Biasan sinar dari lava Merapi. Sebuah kejadian yang biasa terjadi karena bersamaan dengan adanya muntahan lava," pungkasnya.

Pada bagian lain, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ada beberapa kali kejadian guguran material dan belasan muntahan lava pijar di Gunung Merapi.

3 Orang Meninggal, 24 Terluka, 2.000 Mengungsi Akibat Gempa Majene M 6,2

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan arah guguran dan lava pijar masih ke hulu Kali Krasak. Ia menjelaskan jarak maksimum luncuran yang tercatat pada periode 14-15 Januari 2021 sejauh 600 meter. Selain itu teramati 18 kali luncuran lava pijar.

"Luncuran masih mengarah ke Kali Krasak, jarak luncur maksimum yang teramati sejauh maksimal 600 meter. Pada periode 14 hingga 15 Januari ada 18 kali luncuran lava pijar," kata Hanik kepada wartawan, Jumat.

Guguran Material

Hanik merinci pada periode pengamatan Merapi tanggal 14 Januari 2021 pukul 00.00 hingga 24.00 WIB teramati guguran material sebanyak 2 kali. Untuk lava pijar teramati sebanyak 17 kali.

"Tanggal 14 Januari, teramati guguran 2 kali lava pijar 17 kali intensitas kecil hingga sedang dengan jarak luncur maksimum 600 meter arah hulu kali Krasak," jelasnya.

Kantor Gubernur Sulbar di Mamuju Ambruk Akibat Gempa Majene

Sementara untuk seismisitas Merapi pada periode Kamis (14/1/2021) tercatat gempa guguran sebanyak 105 kali dengan amplitudo 3 hingga 44 milimeter dengan durasi 11 hingga 117 detik. Kemudian gempa hembusan sebanyak 7 kali, fase banyak 19 kali dan tektonik jauh sebanyak 2 kali.

"Kemudian untuk laju deformasi rata-rata dalam 3 hari terakhir diukur dari Babadan, Magelang sebesar 5 centimeter per hari," ungkapnya.

Lebih lanjut, pada periode pengamatan Jumat (15/1) tercatat ada satu kali kejadian luncuran lava pijar. Untuk seismisitas, pada laporan dominan gempa guguran.

"Guguran lava pijar 1 kali jarak luncur 400 meter arah hulu Kali Krasak. Untuk kegempaan tercatat guguran sebanyak 25 kali, fase banyak 2 kali dan tektonik jauh 1 kali," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya