SOLOPOS.COM - Mahasiswa UKSW Salatiga memunguti sampah dalam kegiatan World Cleanup Day di Kota Salatiga, Sabtu (21/9/2019). (Semarangpos.com-UKSW Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA – Sekitar 1000 mahasiswa baru (maba) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menggelar aksi memunguti sampah yang berserakan di beberapa lokasi di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (12/9/2019). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati World Cleanup Day (WCD) atau Hari Pungut Sampah Sedunia.

Kegiatan yang digelar hasil kerja sama UKSW dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Salatiga itu dipusatkan di tiga lokasi, yakni daerah aliran sungai atau selokan di samping Hotel Palapa hingga Hotel Maya di Jl. Kartini, daerah aliran sungai atau selokan di Jl. Adi Sucipto hingga GOR Kridanggo, serta di Jl. Jenderal Sudirman.

Selama kegiatan, peserta WCD dibekali dengan sarung tangan untuk memungut sekaligus memilah sampah berdasar tiga kategori yakni sampah organik, anorganik, dan puntung rokok. Hingga berakhirnya acara, peserta WCD mampu mengumpulkan 57 kg sampah organik dan 356 kg sampah anorganik yang kemudian akan diserahkan kepada tim bank sampah.

Selain memunguti sampah, sejumlah maba juga turut membantu tim Satpol PP untuk melakukan pembersihan reklami liar, pencabutan paku dan pembersihan benalu di pohon.

Kepala DLH Kota Salatiga, Prasetyo Ichtiarto, mengatakan kegiatan WCD ini merupakan kali kedua digelar di Kota Salatiga. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian sekaligus keprihatinan penanganan sampah di Indonesia yang merupakan negara produsen sampah terbesar kedua di dunia.

“Permasalahan sampah tidak akan selesai hanya dengan satu aksi pungut sampah, ini hanya pemantik. Salatiga ikut ambil bagian untuk menjaga prestasi Adipura yang telah diraih selama tiga kali serta dalam upaya mengembalikan predikat Salatiga sebagai kota terindah,” imbuh Prasetyo.

Lebih lanjut Prasetyo mengatakan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan dalam program ini. Selama ini telah ada 60 bank  sampah di Salatiga yang bertujuan mendaur ulang sampah, memanfaatkan, dan mengurangi timbunan sampah. Jika seluruh masyarakat memiliki kesadaran pribadi untuk menjaga lingkungan bebas dari sampah maka targetnya tahun 2025 Salatiga akan bebas sampah.

Rektor UKSW, Neil Semuel Rupidara, menyebut sampah yang selama ini menjadi permasalahan lingkungan di Salatiga merupakan konsekuensi atas pertumbuhan masyarakat dari segi kuantitas, ekonomi hingga konsumsi. Rektor mengatakan diperlukan pengembangan manajemen sistem pengelolaan sampah.

“Tentu hal ini juga membutuhkan kesadaran untuk membiasakan diri sendiri dalam hal mengelola sampah. Saya mendorong civitas academica UKSW untuk membudayakan diri meminimalisasi jumlah konsumsi yang berpotensi menimbulkan sampah,” tegas rektor.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya