SOLOPOS.COM - Dosen Program Studi Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Andry Prasetyo terlihat di layar saat memberikan materi dalam Workshop Photo Story di Monumen Pers Solo, Senin (4/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Bukan hanya disuguhkan foto-foto Solo zaman dulu, Pameran Foto Pesona Solo Tempoe Doloe juga memberikan unsur edukasi mengenai fotograsi melalui workshop fotografi.

Acara tersebut digelar Senin (4/7/2022) di Monumen Pers Nasional, Solo, yang diikuti masyarakat umum.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Acara tersebut menghadirkan dua pemateri, yakni dari Pewarta Foto Indonesia (PFI), Maulana Surya Tri Utama dan dosen Program Studi Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Andry Prasetyo.

Materi workshop yang diberikan adalah mengenai photo story. Selain diikuti puluhan peserta yang hadir secara langsung di ruang audio visual Monumen Pers Nasional, juga ada peserta yang ikut secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.

Para peserta workshop kemungkinan besar juga merupakan calon peserta lomba fotografi yang diadakan Monumen Pers Nasional sebagai rangkaian dari Pameran Foto Pesona Solo Tempoe Doeloe, yang digelar selama sebulan hingga akhir Juli nanti.

Baca Juga: Workshop Fotografi Monpers Solo, Bagikan Tips Mencari Ide Photo Story

Maulana menjelaskan dalam fotografi dikenal istilah foto tunggal dan jamak atau biasa disebut photo story.

Photo story tersebut bisa berupa esai, foto cerita naratif maupun foto cerita diskriptif.

“Di fotografi itu ada dua bentuk [foto], yakni tunggal dan jamak. Foto tunggal biasa disajikan dalam jurnalistik, yakni satu foto kemudian ada caption sebagai keterangannya. Untuk jamak, itu beberapa foto dengan mengangkat satu tema,” kata dia, Senin.

Menurutnya, melalui foto jamak, fotografer bisa menyampaikan suatu cerita melalui foto yang dibuatnya secara lebih utuh dibandingkan dengan hanya foto tunggal.

Disampaikan pula mengenai empat cara dalam bertutur melalui foto cerita, yakni yang dikenal dengan istilah block, sequence, series, dan diptych (sanding).

Baca Juga: Meriah, Ini Potret Panggung Hiburan Musik Keroncong Monpers Solo

Sementara itu Andry menyampaikan mengenai Teknik menggali ide dalam pembuatan photo story.

“Awalnya memang harus tahu dulu mengenai apa itu photo story,” kata dia.

Dimana menurutnya photo story tersebut merupakan rangkaian beberapa atau seri potret foto yang disajikan menjadi bentuk cerita untuk mengomunikasikan perasaan dan ide.

Sementara dalam menggali ide untuk membuat photo story tersebut, ada Teknik-teknik tersendiri.

“Dari materi ini harapannya peserta bisa belajar sendiri lebih detail pada objek yang akan digali,” lanjut dia.

Workshop fotografi tersebut merupakan salah satu syarat yang harus diikuti oleh calon peserta photo story contest dengan tema Jejak Heritage di Wajah Kota yang juga digelar Monumen Pers Nasional. Pendaftaran dan pengumpulan karya dalam kontes tersebut adalah 4-23 Juli 2022.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya