SOLOPOS.COM - Para penyuluh pertanian mengikuti apel peringatan Hari Krida Pertanian di Halaman Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Selasa (22/6/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI–Jumlah tenaga penyuluh pertanian di Kabupaten Wonogiri tidak seimbang dengan jumlah petani dan jumlah desa.

Akibatnya layanan pertanian kepada petani di Kabupaten Wonogiri tidak maksimal dan berpotensi menurunkan produksi komoditas pertanian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Wonogiri Joko Sutopo menjelaskan jumlah tenaga penyuluh pertanian di Wonogiri hanya 137 orang.

Dari jumlah tersebut 56 orang berstatus aparatur sipil negara (ASN) dan 81 orang berstatus sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau PPPK.

Jumlah tersebut akan terus berkurang. Sebab sebagian penyuluh akan memasuki purna tugas dan hanya akan menyisakan 70 orang pada 2026.

Baca Juga: Dina Hidayana Minta Pemerintah Angkat Penyuluh Pertanian Jadi ASN

Padahal, jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Wonogiri berjumlah 294.

Total jumlah petani yang tercatat pemerintah daerah sebanyak 173.015 orang.

Jumlah kelompok tani sebanyak 2.431 dan gabungan kelompok tani sebanyak 291.

“Jumlah tenaga penyuluh yang hanya 137 orang tersebut tentu sangat timpang dibandingkan dengan luasan wilayah tugas yang harus dijangkau. Hari ini kami ada kendala dengan [aturan] Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) yang mengeluarkan surat keputusan tidak boleh ada tenaga harian lepas atau penerimaan penyuluh,” kata Jekek, sapaan akrab kepada wartawan di gedung sekretariat daerah, Kamis (23/6/2022).

Bupati Jekek akan berkonsultasi dengan Kemenpan RB untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga: THL Mengadu ke Jokowi, Perekrutan PPPK Penyuluh Pertanian Dibuka 8 Februari

Kabupaten Wonogiri memiliki luas lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 42.000 hektare.

Dengan jumlah penyuluh sekarang ini saja masih terbatas, maka jika tidak ada solusi penambahan penyuluh akan sangat memberatkan sumber daya penyuluh yang tersisa.

“Untuk menjaga keseimbangan, harus ada kebijakan. Perekrutan sumber daya manusia bukan kewenangan kami, melainkan pemerintah pusat. Minimal ada ruang konsultasi yang akan kami lakukan dengan pemerintah pusat. Pasti,” ujar Jekek.

Di samping itu, pemerintah daerah akan mengoptimalisasi media informasi seperti Youtube dan Instagam untuk meminimalkan jarak tempuh petugas penyuluh. Terlebih jika harus menjangkau ke pelosok-pelosok desa di Wonogiri.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan Pangan), Baroto Eko Pujanto, mengatakan jumlah penyuluh pertanian idealnya sesuai dengan jumlah desa/kelurahan, yaitu sebanyak 294 orang.

Baca Juga: Baru Tahu Ada Penyuluh Pertanian Belum ASN, Jokowi: Indonesia Butuh 40.000

Sedangkan saat ini jumlah penyuluh pertanian tidak lebih dari 50% jumlah desa/kelurahan di Wonogiri.

Pada 2022, ada sekitar 10 penyuluh yang memasuki purna tugas. Pada 2023 sebanyak 12 penyuluh juga akan purna tugas.

“Secara tidak langsung intensitas layanan pertanian kepada petani akan berkurang. Belum lagi, terkait dengan adiminstrasi pertanian. Kami ini beban administrasinya banyak,” tutur Baroto kepada Solopos.com di kompleks sekretariat daerah Kabupaten Wonogiri, Kamis.

Jika satu penyuluh pertanian harus menjangkau beberapa desa maka akan sangat sulit dan memberatkan.

Selain harus mengedukasi petani, penyuluh juga harus menginput data elektornik rencana definitif kebutuhan kelompok tani (e-RDKK).

Baca Juga: Alhamdulillah… 9 THL Penyuluh Pertanian Ini Diangkat CPNS



“Kalau itu dilakukan oleh satu penyuluh saja dan mencakup satu kecamatan, pasti akan sangat merepotkan,” ucap dia.

Baroto menambahkan pihaknya akan menggandeng pemerintah desa untuk menginput data e-RDKK petani di wilayah masing-masing.

Sehingga hal tersebut akan memudahkan kerja penyuluh yang jumlahnya sangat terbatas.

“Saat ini beberapa desa di Kecamatan Pracimantoro sudah mulai melakukan hal tersebut,” imbuh Baroto.

Sementara itu, salah satu penyuluh pertanian di Kecamatan Kismantoro, Widodo, mengaku perlu penambahan sumber daya penyuluh di Kecamatan tersebut.

Hanya ada tiga penyuluh yang harus menangani 10 desa. Masing-masing penyuluh mendapatkan tiga-empat desa. Hal itu cukup memberatkan petani dan edukasi kepada petani menjadi tidak maksimal. Akibatnya, permasalahan petani di desa kadang tidak sempat tertangani.

“Terus terang di sini perlu ada penambahan penyuluh pertanian. Karena nyuwun sewu, penyuluh pertanian di sini masih kurang, 10 desa di Kecamatan Kismantoro hanya dibagi tiga penyuluh saja,” terang Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya