SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilahan sampah. (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo mendorong pembentukan bank sampah di tingkat rukun tangga/rukun warga (RT/RW). Langkah ini bagian dari penanganan sampah jangka panjang berbasis sirkular ekonomi.

Selama ini, sampah di setiap kecamatan diangkut menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Mojorejo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo. Rata-rata volume sampah yang dibuang ke TPA Mojorejo sekitar 150 ton setiap hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat libur perayaan Lebaran, volume sampah melonjak tajam menjadi 170 ton setiap hari. Padahal, lahan TPA Mojorejo hanya seluas lima hektare. Guna mengurangi sampah yang masuk ke TPA, masyarakat didorong membentuk bank sampah di setiap RT/RW.

Baca juga: Sampah Kayu di Kali Buntung Sukoharjo Bersih Usai Dikeruk Alat Berat

“Bank sampah di desa bisa berfungsi sebangai bank sampah induk yang menerima pasokan dari bank sampah di setiap RT/RW. Mengelola bank sampah tidak ada ruginya justru memberikan keuntungan besar bagi masyarakat di setiap desa/kelurahan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) DLH Sukoharjo, Haswi Purwandani, saat berbincang dengan Solopos.com di Gedung Setda Sukoharjo, Kamis (20/1/2022).

Pemerintah bekerja sama dengan para stakeholder berupaya mengedukasi sekaligus mengenalkan penanganan sampah berbasis sirkular ekonomi. Penanganan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali menjadi kunci menjalankan prinsip sirkular ekonomi.

Hal ini harus disokong aspek perubahan perilaku masyarakat dan aspek pemanfaatan teknologi dalam mengelola sampah di masyarakat. “Di Sukoharjo, sampah rumah tangga penyumbang terbesar yakni sekitar 37 persen. Sampah rumah tangga berasal dari masyarakat, pasar tradisional, kantor, sekolah dan industri,” ujar dia.

Baca juga: Puteri Indonesia Lingkungan Ajak Bertanggung Jawab Atas Sampah

Haswi menyebut roadmap penanganan sampah di Indonesia pada 2025 adalah pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam penanganan sampah. Misalnya, memilah sampah dari rumah guna menekan volume sampah plastik.

“Capaian pengurangan sampah di Sukoharjo baru 18 persen. Sedangkan penanganan sampah belum ada 45 persen. Jadi, peran serta masyarakat menjadi fondasi dalam penanganan sampah di setiap daerah,” jelasnya.

Sekretaris DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, menyatakan gerakan memilah sampah dari rumah digaungkan dalam peringatan World Cleanup Day pada 2021. Gerakan tersebut dinilai solusi alternatif untuk menggalang peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah di tengah masa pandemi. Masyarakat tak perlu berkumpul yang justru berisiko terjadi transmisi penularan virus. Mereka cukup memilah sampah di rumahnya masing-masing.

Baca juga: Duh, 86 Ha Sawah di Bulu Sukoharjo Terendam Banjir Luapan Kali Buntung

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya