SOLOPOS.COM - Foto mendiang Sumarti Ningsih, TKW korban mutilasi di Hongkong, yang tersimpan di rumahnya di Desa Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (3/11/2014). (Idhad Zakaria/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, HONG KONG Mantan bankir Inggris, Rurik Jutting, sempat berfoto selfie dengan salah satu jasad dari dua WNI yang dibunuhnya dengan keji. Hal ini terungkap dari penyelidikan yang dilakukan kepolisian Hong Kong.

Polisi penyelidik menemukan foto-foto selfie Jutting dengan jasad Sumarti Ningsih, yang jenazahnya ditemukan mulai membusuk dalam sebuah koper di balkon apartemen Jutting pada Sabtu (1/11/2014) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dikutip liputan6.com, Rabu (5/11/2014), foto-foto tersebut ditemukan polisi penyelidik di antara sekitar 2.000 foto dan video, yang ada di telepon genggam milik pria berumur 29 tahun itu. Demikian disampaikan sumber kepolisian Hong Kong seperti dikutip surat kabar Hong Kong, Apple Daily dan dilansir Daily Mail, Rabu.

Disampaikan pula, di antara ribuan foto tersebut, sebagian memperlihatkan Jutting sedang berhubungan seks dengan wanita-wanita.

Sementara itu, kepolisian Hong Kong juga tengah mengembangkan penyelidikan mereka dalam kasus ini, terutama mencari tahu motifnya. Penyelidikan terbaru mengungkapkan, izin (trading) bankir investasi Jutting telah dicabut pada hari yang sama dirinya menghabisi korban pertamanya, Sumarti.

Izin Dicabut
Dokumen dari Hong Kong Monetary Authority (HKMA) mengungkapkan Jutting mendapatkan izin untuk bermain saham antara 11 November 2013 hingga 27 Oktober 2014. Izin tersebut, menurut Wall Street Journal, dicabut oleh Securities & Futures Commission (SFC) di Hong Kong pada Selasa (28/11/2014).

Padahal untuk melanjutkan pekerjaannya, Jutting memerlukan izin trading dari HKMA dan SFC. Penyelidik kini tengah menyelidiki apakah pencabutan izin tersebut ada kaitannya atau telah memicu pembunuhan sadis ini.

Sementara itu, Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Jawa Tengah (Jateng) mengambil sampel darah kedua orang tua Sumarti Ningsih, Achmad Kaliman dan Suratmi. Tim DVI juga mengambil sampel air liur anak Sumarti di Grumbul Banaran RT 002/RW 005 Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah.

Selain itu, petugas juga mendata ijazah sekolah dan membawa foto Sumarti. Pengambilan sampel darah kedua orang tua Sumarti dan air liur anaknya untuk keperluan proses identifikasi korban. Sampel darah dan liur nantinya akan dicocokkan dengan korban.

“Kami ke sini atas perintah DVI nasional untuk mengumpulkan data antomoretem atau data dari korban sebelum meninggal. Kita cari data dari identitas secara umum seperti sidik jari, gigi, dan DNA dari kedua orang tua dan anaknya,” kata Kasubid Dokpol Polda Jateng, AKBP dokter Sumy Hastry Purwanti, usai mengambil sampel darah dan air liur, Rabu.

Menurut dia, data hasil antomertem tersebut nantinya akan dikirimkan ke Jakarta. Hasilnya akan dikirimkan ke Hong Kong untuk dibandingkan dengan data korban. “Akan dibandingkan dengan data postmortem dari jenazah yang diduga korban asli sini,” jelasnya. (JIBI/Solopos/Antara/Detik)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya