SOLOPOS.COM - Kepala Dishubkominfo Wonogiri, Ismianto (kiri), memberi imbauan kepada pemilik perahu wisata yang beroperasi di kawasan Patung Bedol Deso, Plasa Waduk Gajah Mungkur (WGM), Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Senin (11/7/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Wisata Wonogiri pengoperasian perahu wisata di Waduk Gajah Mungkur (WGM) dinilai terjadi pelanggaran prosedur.

Solopos.com, WONOGIRI—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri menemukan sejumlah pelanggaran prosedur pengoperasian perahu wisata di Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) selama Gebyar Syawalan berlangsung. Pelanggaran itu seperti muatan melebihi kapasitas.

Promosi Pegadaian Area Surabaya 2 Gelar Festival Ramadan 2024 di 2 Lokasi

Atas informasi tersebut Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Wonogiri menginspeksi mendadak (sidak) di OWWGM Senin (11/7/2016).

Kepala BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, saat ditemui wartawan di Sekretariat Daerah (Setda), Senin, menyampaikan berdasar pantauan tim rescue di OWWGM masih ada pelanggaran prosedur yang dilakukan operator perahu wisata. Pelanggaran itu seperti operator memasukkan penumpang melebihi kapasitas perahu, misalnya perahu antrean. Kapasitas perahu tersebut maksimal 20 orang. Namun, dalam praktiknya operator mengakut penumpang lebih dari itu.

Selain itu tak sedikit pengait pelampung sudah rusak atau hilang namun masih tetap digunakan. Akibatnya saat pelampung dikenakan penumpang tidak bisa terkait dengan kencang atau sekadar terpaut di tubuh. Pelanggaran lainnya operator tak memberi penumpang pelampung, atau operator tetap mengizinkan penumpang masuk kapal meski penumpang tidak mau mengenakan pelampung. Menurut Bambang penumpang harus mengenakan pelampung. Jika ada penumpang yang tak mau mengenakan pelampung operator harus tegas melarang dia masuk ke kapal.

“Pelanggaran ini kalau terjadi terus bisa bahaya, kalau terjadi sesuatu bagaimana. Kalau kami amati operator terlalu mengandalkan tim rescue yang siaga. Seharusnya hal-hal itu tidak terjadi. Keselamatan yang utama,” kata Bambang.

Dia juga mendapati adanya pengoperasian perahu wisata di kawasan Patung Bedol Desa yang belum diketahui legalitasnya. Bambang mengaku tak pernah diajak berkoordinasi adanya pengembangan wisata di lokasi lain selain di OWWGM.
Kepala Dishubkominfo, Ismianto, saat sidak meminta operator mengedepankan faktor keselamatan dengan mematuhi prosedur yang telah ditentukan. Dia mewanti-wanti operator agar tak mengangkut penumpang yang melebihi kapasitas, meminta penumpang mengenakan pelampung, dan menjalankan prosedur tetap lainnya.

Salah satu operator, Tarman, mengklaim selalu bekerja sesuai prosedur. Dia juga mengaku tak pernah mengangkut penumpang lebih dari 20 orang. Saat Solopos.com menghitung penumpang di perahunya berjumlah 22 orang yang terdiri atas 20 orang dewasa dan dua anak.

Namun, menurut Tarman jumlah penumpang 20 orang. Saat akan perahu dijalankan ada dua penumpang dewasa tidak mengenakan pelampung. Saat petugas Dishubkominfo mengetahuinya operator lalu memberi penumpang pelampung.

Saat sidak di kawasan Patung Bedol Desa didapati perahu wisata yang beroperasi. Tetapi setelah ditelusuri ternyata pemilik perahu, Yanto, 38, sudah memiliki izin trayek sejak empat tahun lalu. Yanto mengaku hanya mengangkut wisatawan saat libur Lebaran. Selain itu dia hanya melayani para pemancing.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Sentot Sujarwoko, mengatakan pihaknya selalu memberi pemahaman operator semua wahana di OWWGM agar selalu mematuhi prosedur. Menurut dia selama ini prosedur dijalankan dengan baik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya