SOLOPOS.COM - Pintu masuk Museum Sangiran Sragen (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Salah satu wisata Sragen yang telah dikenal banyak orang adalah situs Sangiran.

Solopos.com, SRAGEN — Keberadaan Situs Sangiran seluas 59 kilometer persegi di Kabupaten Sragen dan Karanganyar dipandang sebagai potensi besar yang harus dikembangkan sebagai destinasi utama wisata di Jawa Tengah (Jateng).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Situs Sangiran harus disejajarkan dengan destinasi-destinasi wisata unggulan lain di Jateng seperti Borobudur, Dieng, dan Karimunjawa. Apalagi Kementerian Pariwisata dan Pemprov Jateng sudah membuat master plan wisata di Jateng.

Pernyataan tersebut disampaikan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, Sunaryo, saat diwawancara wartawan seusai kajian strategis Peluang dan Pengembangan Sangiran sebagai World Heritage,Rabu (27/9/2017), di BPSMPS.

“Kegiatan ini menindaklanjuti pembuatan masterplan locus strategis wisata di Jateng yang meliputi Karimunjawa, Sangiran, Dieng dan Borobudur. Dari hasil pertemuan akan ada langkah nyata untuk pengembangan Sangiran,” tutur dia.

Menurut Sunaryo permasalahan lokal adalah bagian dari pekerjaan rumah yang juga harus dipecahkan sebagai konsekuensi dari keberadaan world heritage. Maksudnya, kesejahteraan warga akan menjadi tujuan utama.

Tapi untuk mewujudkan hal itu Sunaryo menjelaskan dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk terlibat. Perlu sinkronisasi pemahaman tersebut. “Poinnya bagaimana situs bisa menjadi jangkar mewujudkan hal itu,”imbuh dia.

Ihwal keinginan Pemkab Karanganyar yang melokalisasi kawasan situs di Desa Dayu, menurut Sunaryo harus ditinjau dari regulasinya. Sejauh ini undang-undang menyatakan kawasan situs meliputi lahan 59 kilometer persegi.

“UU harus ditempatkan lebih tinggi dari kebijakan daerah. Bila Karanganyar mengusulkan itu, kemungkinan jadi pintu tawar menawar. Arahan berikutnya bagaimana penyusunan RDTR [rencana detail tata ruang],” terang dia.

Sunaryo menerangkan keberadaan Situs Sangiran adalah nilai lebih yang tidak dimiliki daerah maupun bangsa lain. Tinggal bagaimana stake holders terkait bisa mengambil langkah menjadi Sangiran benar-benar istimewa.

“Situs ini tak hanya memberi pelestarian benda, tapi pembelajaran sangat kompleks. Sangat mungkin menjadi edutainment. Kalau dijadikan taman pintar sangat memenuhi syarat. Itu yang disebut ekonomi kreatif,” ujar dia.

Penuturan senada disampaikan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, Gunawan Wibisono. Dia melihat letak geografis Situs Sangiran sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan lebih maju lagi.

Sebab Sangiran berada di antara Solo sebagai pusat pertumbuhan, dan beberapa destinasi wisata potensial seperti Waduk Kedung Ombo (WkO) dan Gunung Kemukus. Apalagi segera dibangun interchange jalan tol Soker.

Tapi Gunawan menggarisbawahi pengembangan Sangiran tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. Perlu sinergitas dengan pemda di sekitar Sangiran seperti Pemkab Karanganyar, Boyolali, maupun Purwodadi.(Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya