SOLOPOS.COM - Pengunjung menyaksikan replika gading gajah purba di Museum Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (10/3/2018) siang. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen, warga sekitar Museum Sangiran berupaya mengadakan objek piknik alternatif.

Solopos.com, SRAGEN — Stagnasi wisata Situs Sangiran, Kalijambe, Sragen, menggugah semangat kaum muda Desa Krikilan, Kalijambe, untuk turut serta mendorong akselerasi kemajuan kawasan wisata itu. Mereka berencana menyulap Bukit Tingkir, Krikilan, menjadi kawasan wisata baru sebagai alternatif wisata Museum Sangiran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berbagai wahana dan fasilitas wisata kekinian akan dibangun di bukit itu. Seperti wahana flying fox, rumah pohon, fasilitas outbond, gazebo-gazebo, serta fasilitas mandi cuci kakus (MCK).

“Ini kami sedang ajukan permohonan bantuan keuangan kepada Dinas Lingkungan Hidup Sragen sebesar Rp150 juta. Yang Rp50 juta untuk peningkatan jalan, sisanya untuk wahana dan fasilitas,” ujar dia.

Saat ini para pemuda Sangiran sedang membuat gapura sebagai penanda jalur menuju kawasan Bukit Tingkir. Anggaran pembuatan gapura sebesar Rp25 juta menurut Aris dari partai politik (parpol).

Aris berharap Pemdes Krikilan bisa membantu upaya Forsa yang telah merintis ekowisata Bukit Tingkir. “Rencana kami sebenarnya dana desa 2018. Tapi belum lolos. Semoga tahun depan,” kata dia.

Aries mengaku prihatin dengan tak kunjung meningkatnya status ekonomi masyarakat di Situs Sangiran. Bila objek wisata hanya museum, dia meyakini tak akan banyak dirasakan oleh warga.

Geliat serupa ditunjukkan tokoh masyarakat Sangiran, Sadiman. Bersama rekan-rekannya dia membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wonderfull Sangiran pada 1 Februari tahun 2017 lalu.

Pembentukan pokdarwis itu menurut Sadiman lantaran geregetan dengan stagnasi wisata di Situs Sangiran. Pokdarwis siap memfasilitasi para wisatawan yang ingin menyusuri kawasan Situs Sangiran. “Ada tempat-tempat penggalian fosil, mata air asin, dan objek menarik lainnya. Ini jadi wahana alternatif bagi para wisatawan,” tutur dia.

Praktisi wisata alam yang juga pendiri LareAngon Indonesia, Aji Rakhmat, menilai inisiasi yang dilakukan Forsa harus mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan pemerintah desa. Kongkretnya berupa pendampingan dan kucuran dana pembuatan berbagai wahana wisata.

Menurut Aji, landscape Bukit Tingkir yang berupa perbukitan, bersebelahan dengan area persawahan warga, dan dilewati saluran air, sangat menunjang untuk dikembangkan sebagai wisata alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya