SOLOPOS.COM - Pemandangan yang disaksikan dari Menara Pandang Sangiran Sragen (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen Museum Sangiran layak masuk dalam daftar destinasi Anda.

Solopos.com, SRAGEN — Musem Sangiran menjadi wisata Sragen yang diandalkan. Di lokasi ini Anda bisa menemukan gambaran kehidupan manusia purba, kerangka binatang purba, hingga fosil-fosil para ‘raksasa”. Tak ketinggalan juga Sangiran juga bisa menjadi lokasi atau spot unik untuk foto selfie.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca: 5 Alasan Anda Wajib Berkunjung Ke Sangiran

Pintu masuk Museum Sangiran Sragen (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Pintu masuk Museum Sangiran Sragen (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Menelusuri sejarah masa lalu tentang penciptaan manusia bisa jadi keasyikan tersendiri, akhir pekan ini. Musim penghujan tentu bukan halangan untuk merencanakan sebuah perjalanan, bukan?

Jika enggak kepengin berwisata alam, Anda bisa menjajal wisata seni budaya atau sejarah. Salah satunya adalah mengunjungi Situs Manusia Purba Sangiran di Kecamatan Kalijambe, Sragen.

Di tempat ini, kamu bisa menimba ilmu sembari refreshing antimainstream. Balai Penelitian Situs Manusia Purba Sangiran atau BPSMPS terdiri dari empat kluster, yakni Bukuran, Ngebung, Krikilan, dan Dayu.

Tiga kluster (Bukuran, Krikilan, dan Ngebung) terletak di Kabupaten Sragen, sedangkan satu kluster lain (Dayu) berada di Kabupaten Karanganyar. Namun, seluruhnya berjarak cukup dekat sehingga bisa Anda kunjungi dalam tempo sehari.

Sejarah museum purba ini dimulai pada sekitar 1936-941 oleh seorang ilmuwan antropologi bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald. Ilmuwan asal Jerman tersebut melakukan penelitian di sekitar lokasi dan menemukan 50 fosil lebih, termasuk Pithecanthropus erectus (Manusia Jawa) dan Meganthropus palaeo javanicus.

Koenigswald tertarik menelusuri jejak manusia purba di Sangiran setelah P.E.C schemulling menemukan kawasan itu pada 1883. Peneliti lain, Eugene Dubois memusatkan aktivitas di kawasan Trinil, Ngawi.

Diaroma manusia purba tinggal di gua, di Museum Sangiran (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Diaroma manusia purba tinggal di gua, di Museum Sangiran (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Selain fosil dua manusia purba itu, Koenigswald kembali melakukan penggalian dan menemukan fosil hewan seperti badak, tanduk kerbau, gading gajah, tanduk rusa dan lain-lain. Kala itu masyarakat sekitar menyebut temuan tersebut sebagai balung buto dan memperdagangkannya secara bebas.

Koenigswald lantas memberi pengetahuan kepada warga dan mengajak mereka menggali bersama. Secara keseluruhan diperkirakan umur fosil yang ditemukan tersebut berusia 1 sampai 1,5 juta tahun. Umur fosil tersebut juga diperkirakan telah terkubur sejak 2 juta tahun lalu.

Dari 50 fosil yang ditemukan dianggap sudah mewakili 50 persen fosil yang ada di dunia. Kemudian pada 1977, Sangiran dideklarasikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai situs. Menyusul pada 1996, Museum Manusia Purba Sangiran terdaftar dalam situs warisan dunia oleh UNESCO.

Selain fosil manusia dan hewan purba, ditemukan pula fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut serta alat-alat batu. Diperkirakan usianya sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu, yakni dari kala Pliosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah.

Ruang Pamer

Diaroma manusia purba tinggal di gua, di Museum Sangiran (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Diaroma manusia purba, di Museum Sangiran (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Dari empat kluster BPSMPS, Krikilan (di Kecamatan Kalijambe) menjadi situs pusat dengan koleksi terlengkap. Koleksi tersebut terbagi menjadi tiga ruang pamer. Ruang pertama berisi sejumlah diorama yang memberikan informasi tentang manusia purba dan hewan yang ada di situs sekitar 1 juta tahun yang lalu.

Ruang kedua lebih luas, menyajikan aneka fosil hewan yang bisa kamu sentuh. Selain itu terdapat diorama sejarah eksplorasi situs, termasuk display besar yang menayangkan teori big bang.

Sedangkan di ruang pamer ketiga, Anda seolah diajak memasuki dunia lain. Di tempat ini terdapat kubah besar berupa diorama yang memberikan pemandangan seluruh wilayah Sangiran.

Manusia purba yang tinggal di gua, beberapa hewan purba yang mencari makan di tepi Sungai Bengawan Solo, serta manusia purba lain yang tengah bercocok tangan dengan latar belakang Gunung Lawu. Di ruang pamer ini, terdapat karya pematung paleontologis internasional Elisabeth Daynes yakni Homo Floresiensis.

Menara Pandang

Jika punya waktu lebih, Anda dapat mampir ke Menara Pandang Sangiran yang menyajikan pemandangan alam situs. Bukit dan pepohonan yang melingkupi kubah Kluster Krikilan menjadi pemandangan apik saat siang hari.

Pemandangan yang disaksikan dari Menara Pandang Sangiran Sragen (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Pemandangan yang disaksikan dari Menara Pandang Sangiran Sragen (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)



Jarak antara Kluster Krikilan dan Menara Pandang tak begitu jauh. Cukup pacu kendaraanmu menaiki bukit sekitar tiga kilometer.

Dari menara pandang, kamu juga bisa bergeser ke dua kluster lain yakni Bukuran dan Ngebung. Lokasinya searah dengan menara pandang yang berjarak sekitar 3 kilometer. Jika berkeinginan ke Kluster Dayu, sepertinya Anda harus berputar menyeberangi Sungai Bengawan Solo terlebih dahulu.

Bagi yang pengin membeli cinderamata, terdapat beberapa kios yang menjual aneka produk khas Sangiran. Produk tersebut antara lain cincin batu, ukiran, patung, atau kaus bertuliskan Sangiran, The Homeland of Java Man. Kantin makanan juga tersedia di area Kluster Krikilan.

Tiket masuk BPSMPS cukup terjangkau senilai Rp5.000 untuk turis lokal dan Rp10.000 untuk turis asing. Sedangkan biaya parkir per motornya sekitar Rp2.000. Tiket itu berlaku untuk Kluster Krikilan lantaran tiga kluster lain belum mematok tiket masuk.

Nah, tunggu apa lagi? Masukkan Museum Purbakala Sangiran sebagai salah satu list liburanmu nanti, ya. Museum buka setiap hari kerja dan weekend, serta tutup pada Senin, mulai pukul 10.00 hingga pukul 16.00.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya