SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bupati Sragen menjanjikan solusi terbaik dalam upaya pembersihan Gunung Kemukus dari prostitusi.

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen mematangkan action plan untuk bersih-bersih praktik prostitusi dan hiburan karaoke yang mencemari konsep penataan Gunung Kemukus sebagai kawasan wisata religi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Surat edaran (SE) pembersihan prostitusi sudah ada. Bupati Sragen menindaklanjuti SE tersebut dengan Surat Keputusan (SK) Tim Gabungan Penanganan dan Penertiban Gunung Kemukus.

Aksi nyata akan dilaksanakan secara masif, terstruktur, komprehensif, dan konsisten mulai Oktober hingga Desember 2017. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menargetkan Gunung Kemukus bebas prostitusi pada 2018.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menutup prostitusi di Gunung Kemukus pada 2014. Namun aktivitas tersebut masih berjalan sampai sekarang.

“Besok ada rapat terbatas. Saya mengumpulkan OPD [organisasi perangkat daerah] terkait dalam rapat tersebut, seperti Satpol PP [Satuan Polisi Pamong Praja], Bagian Hukum, DPMPTSP [Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu], Dinas Sosial, Disnakertrans [Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi] serta OPD terkait lainnya. Rapat terbatas itu khusus membahas action plan yang nantinya mengurucut munculnya SK Bupati,” ujar Bupati kepada Solopos.com, Selasa (2/10/2017).

Yuni, sapaan Bupati, menyampaikan SK tim terpadu lintas sektoral tersebut menjadi payung hukum penanganan dan penertiban Gunung Kemukus. Dia menyebut Satpol PP sebagai aparat penegak peraturan daerah, kemudian DPMPTSP bertugas memetakan tempat hiburan yang berizin.

Bangunan ilegal dan liar, kata Bupati, juga ditertibkan dan ditutup tetapi Pemkab juga memberi solusi kepada mereka. “Kami tidak hanya sebatas ngoyak-nyoyak tetapi juga memberi solusi. Kami fokus pada Kumukus dulu baru nanti menyisir ke lokalisasi lainnya, seperti Pasar Nglangon dan Bayanan. Setiap tempat itu membutuhkan cara penyelesaian berbeda-beda. Penanganan Kemukus ini dilakukan secara terstruktur, masif, komprehensif, dan konsisten. Akhir 2017 harus bersih,” ujar Yuni.

Yuni menjelaskan tim terpadu itu melibatkan TNI, Polri, dan Kantor Kementerian Agama. Dia tidak ingin masalah prostitusi dan sarana pendukung prostitusi itu hidup lagi di Gunung Kemukus.

Oktober ini, Yuni menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari peringatan, sosialisasi, sampai tahapan penertiban. “Badan Kesbangpol lewat intelijennya pun sudah berkeliling ke kampung sekitar Kemukus. Mereka juga gerah dan menginginkan adanya penertiban,” tambahnya.

Kepala Satpol PP Sragen, Tasripin, menambahkan dalam rapat terbatas itu juga dibahas penjadwalan rencana aksi lengkap dengan langkah-langkah strategisnya. “Kami sebagai penegak perda tidak asal berangkat tanpa bekal konkret berupa payung hukum yang jelas. Kami datang tidak hanya obrak-abrik tetapi juga memberi solusi,” imbuhnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto menyatakan SE untuk penanganan Gunung Kemukus sudah siap. Untuk penyampaiannya kepada pihak-pihak bersangkutan akan dilaksanakan DPMPTSP dan OPD terkait.

Kepala Desa (Kades) Pendem, Herdiana, mengatakan belum ada pemberitahuan apa pun secara resmi terkait dengan pembersihan pekerja seks komersial (PSK) dan tempat hiburan karaoke di Gunung Kemukus di wilayah Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen.

“Warga Kemukus belum mengetahui adanya rencana pembersihan itu dan belum ada sosialisasi langsung kepada warga. Saya hanya mendapat tembusan lisan tentang rencana itu. Kami menunggu perintah resmi dari Pemkab Sragen,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya