SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo bersama rombongan menaiki perahu wisata air Kali Pepe di Kawasan Kretek Gantung, Sudiroprajan, Jebres, Solo, Kamis (5/2/2015) malam. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Wisata Solo, tim restorasi sungai Indonesia akan mengembalikan fungsi Kali Pepe.

Solopos.com, SOLO–Tim Restorasi Sungai Indonesia (RSI) Wilayah Solo akan mengembalikan fungsi Kali Pepe di Solo agar tidak menjadi “tempat sampah”. Salah satu upayanya dengan rencana wisata air dari hulu sampai hilir yang dimulai akhir tahun ini.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Menurut Koordinator Tim RSI Wilayah Solo, Prabang Setyono, wisata air tersebut merupakan grand design pengembalian fungsi sungai setelah kegiatan sekolah sungai di beberapa lokasi di Solo. “Akhir tahun nanti, kami akan membuka wisata air berupa menelusuri Kali Pepe dari hulu yang ada di Donohudan, Boyolali hingga ke kawasan Banjarsari, Solo sebagai hilirnya. Wisata itu dinamakan Slow Motion Go To City,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (26/5/2016).

Di dalam destinasi wisata itu akan melibatkan masyarakat. Salah satunya dalam mengelola lima pos dalam penelusuran sungai tersebut. Misalnya, warga sekitar sungai bisa menyiapkan kelapa muda untuk wisatawan di beberapa pos.

Nantinya lima pos itu merupakan peralihan kondisi sungai di desa menuju kota. Wisatawan akan menelusuri sungai dengan panjang sekitar 2,5 kilometer.
“Mereka akan naik perahu karet seperti arung jeram yang nanti disajikan pemandangan di kawasan tepi sungai. Ini bisa menjadi wisata baru di Solo sambil memberikan edukasi pentingnya sungai,” ujarnya.

Terkait persiapannya, lanjut dia, saat ini masih dibahas di tingkat internal. Upaya awal berupa penyadaran masyarakat dan stakeholder untuk mencintai sungai agar memberikan rezeki kepada masyarakat. Hal itu dengan sekolah sungai yang mengundang mahasiswa, pengusaha, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar sungai.

“Apabila sungai itu bisa memberikan rezeki kepada masyarakat, maka kesadaran itu akan muncul. Nantinya, mereka tidak lagi memberlakukan sungai sebagai tempat sampah,” imbuhnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo, Widdi Srihanto, mengapresiasi rencana tersebut. Ia juga mendukung adanya sekolah sungai untuk menyadarkan masyarakat tentang fungsi sungai.

“Kami berharap pegiat gerakan itu bisa menjadi mitra kami agar sama-sama mencari solusi permasalahan sungai di perkotaan. Minimal mereka bisa meneliti kondisi sungai dan berkolaborasi dengan program pemerintah,” katanya, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya