SOLOPOS.COM - Komunitas pencinta sepeda onthel Kota Semarang saat melewati gang di Kampung Batik Tengah yang dinding bangunannya dihiasi lukisan tentang sejarah berdirinya Kota Semarang, Kamis (9/4/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Wisata di Kampung Batik Semarang dipercantik PT PLN Jateng-DIY.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang terus mempercantik Kampung Batik dengan menjadikannya kampung tematik agar semakin menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. “Kampung Batik ini kan awal berdirinya industri batik Semarangan,” kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat peresmian program CSR Bina Lingkungan PLN di Kampung Batik Semarang, Senin (2/10/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ita—sapaan akrab Hevearita—mengakui keelokan Kampung Batik Semarang sekarang ini dibanding sebelum menjadi kampung tematik, apalagi dengan masuknya PLN dengan program corporate social reponsibility (CSR). Meski sudah bagus, kata dia, dibutuhkan beberapa penambahan untuk mempercantik Kampung Batik dan membuat wisatawan yang datang semakin betah, di antaranya street furniture dan berbagai pertunjukan kesenian.

“Saya melihat masih perlu menambah lagi, perlu dilengkapi street furniture, kemudian ditambahi pertunjukan musik. Jadi, wisatawan tidak hanya datang membeli batik, tetapi menikmati suasananya,” katanya.

Menurut dia, Kampung Batik Semarang juga akan menjadi salah satu destinasi wisata jujukan bus tingkat pariwisata sehingga semakin banyak wisatawan yang akan berdatangan ke sentra industri batik Semarangan itu. Persoalan limbah industri batik di kampung itu, kata dia, juga sudah terselesaikan dengan kerja sama yang dijalin dengan Politeknik Negeri Semarang (Polines) untuk menetralkan air limbah pembuatan batik.

“Kemarin yang bikin Kampung Batik tidak berkembang kan persoalan limbah, sekarang sudah terselesaikan dengan bantuan Polines. Limbah batik diolah jadi air bersih lagi. Kami sangat berterima kasih,” pungkas Ita.

Sementara itu, Manager PT PLN APD Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Moses Allo menjelaskan PLN sangat peduli dengan kelestarian batik sebagai warisan budaya leluhur, termasuk Batik Semarangan. Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, kata dia, pihaknya menyalurkan program bina lingkungan untuk pengembangan Kampung Batik Semarang yang rencananya dilaksanakan tiga tahap.

Tahap pertama, kata dia, berupa pemberian alat pelatihan batik, alat peraga edukasi (APE) untuk pendidikan anak usia dini (PAUD), sertifikasi personel pengrajin batik, sarana prasarana pelatihan, dan pengembangan wisata. “Nilai bantuannya sekitar Rp135 juta. Ini memang baru tahap pertama, selanjutnya untuk tahap kedua dan ketiga akan merapatkan dengan Pemkot Semarang, apa yang masih dibutuhkan. Sertifikasi sudah,” katanya.

Ketua Paguyuban Kampung Wisata Budaya yang menjadi wadah perajin batik di Kampung Batik Semarang, Eko Haryanto menyebutkan setidaknya ada 16 perajin di sentra industri batik semarangan tersebut. “Yang sudah tersertifikasi difasilitasi PLN ada 10 pengrajin, yakni lima pengrajin batik tulis dan lima perajin batik cap. Semuanya [perajin] minta disertifikasi, nanti tahap selanjutnya,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya