SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat koleksi gajah saat mengunjungi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Minggu (26/12/2021). (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Tren destinasi wisata di Kota Solo dan sekitarnya yang banyak diminati masyarakat selama masa pandemi Covid-19 adalah wisata kuliner dan alam. Sementara itu, sektor pariwisata Kota Solo lebih mengandalkan pengunjung domestik di masa pandemi.

Ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Solo, Pri Siswanto, mengatakan secara umum tren kunjungan wisata di awal tahun ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di akhir 2021 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, ketentuan aktivitas masyarakat yang sudah lebih longgar dibandingkan saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat atau Level 3, menjadi kabar baik bagi masyarakat yang sudah menginginkan untuk berwisata.

Baca juga: Laris Manis, Tiket Kendaraan Listrik Wisata Solo Ludes di Awal Pekan

Terkait adanya kabar persebaran varian Omicron, dia berharap tidak akan berdampak pada kunjungan domestik. “Varian itu kan kebanyakan dari luar. Jadi sekarang sebenarnya dari luar negeri yang masih dibatasi. Dengan begitu di 2022 untuk domestik masih optimistis tumbuh,” kata dia, Rabu (19/1/2022).

Museum Belum Banyak Peminat

Khusus untuk Solo, lanjut dia, pergerakan wisatawan domestik masih banyak dilakukan masyarakat lokal, yakni Solo dan sekitarnya, termasuk Semarang dan Surabaya. Artinya masih sebatas perjalanan pendek. Sedangkan untuk tren destinasi, saat ini masih lebih banyak destinasi terbuka atau alam.

“Tren destinasi masih sama, untuk Kota Solo masih kuliner, tapi luar kota masih alam. Sementara larinya alam terbuka seperti Karanganyar dan sekitarnya, cukup ideal jadi destinasi utama. Untuk ruangan, belum begitu banyak. Museum belum banyak peminat,” jelas dia.

Baca juga: Istimewa! Pukis Badran Khas Solo Bersaing di Kompetisi Kuliner Nasional

Berdasarkan data dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, untuk jumlah widatawan domestik pada dua tahun terakhir masih di atas 1,3 juta pengunjung. Sedangkan untuk jumlah wisatawan asing antara 2.000 hingga 4.000 pengunjung. Jumlah itu memiliki selisih cukup jauh dibandingkan pada 2019 yang masih di atas 32.000 pengunjung.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan BI juga memiliki perhatian lebih pada sektor pariwisata sebagai upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi makro. Dia mengatakan sektor pariwisata memiliki hubungan dengan pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, dengan adanya kerinduan masyarakat Indonesia untuk bisa berwisata dan pelonggaran aktivitas masyarakat yang sudah dilakukan, akan menjadi kesempatan bagi sektor pariwisata.

Baca juga: Meningkatkan Okupansi dan Wisata Soloraya Lewat Hotel Expo 2022

“Ini peluang. Tapi ini kan harus berebut. Kota atau daerah lain juga terus menata diri, menyiapkan diri untuk menyambut wisatawan yang saat ini yang mungkin masih domestik. Untuk itu mari optimis, agar kunjungan ke Solo meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi Soloraya yang sudah selalu di atas Jawa Tengah bisa terjaga baik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya