SOLOPOS.COM - Benteng Van Der Wijk (Instagram/@kiekebumen)

Solopos.com, KEBUMEN — Sejak masa kerajaan hingga kolonial, beberapa daerah di Jawa Tengah merupakan pusat pemerintahan maupun perdagangan. Tak heran jika banyak peninggalan bersejarah berupa bangunan-bangunan yang ditemukan, salah sartunya Benteng Van Der Wijk di Kebumen.

Dilansir dari Kemendikbud.go.id, Senin (4/4/2022), sebelum menjadi sebuah benteng, dulunya adalah kantor VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau kongsi dagang Hindia Timur milik Belanda yang ada di Gombong, Kabupaten Kebumen.

Promosi Siap-Siap Beli Tiket Mudik Lebaran, BRI dan Citilink Gelar Online Travel Fair

Bangunan kantor tersebut kemudian diubah menjadi benteng pada 1818 sesuai dengan informasi yang ada di dalam benteng. Pembangunan dilakukan di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip Baron Van Der Capellen.

Baca juga: Kenapa Dinamakan Salatiga? Ternyata Begini Asal Usulnya

Benteng Pertahanan Belanda

Dalam sumber lainnya dinyatakan bahwa benteng ini dibangun pada 1844 oleh Frans David Cochius dan selesai dibangun pada 1848 dan diberi nama Benteng Cochius. Frans David Sochius  merupakan perwira tentara Belanda yang juga ahli tentang bangunan benteng.

Saat perang Jawa atau perang Diponegoro berlangsung pada periode 1825-1830, kolonial Belanda berhasil mematahkan peperangan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro tersebut melalui sebuah strategi yang disebut dengan Benteng Stelsel.

Strategi ini diciptakan oleh Jenderal de Kock yang mulai digunakan pada 1827. Dalam strategi ini, Belanda membangun benteng di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk mempersempit ruang gerak gerilya yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro beserta pasukannya.

Baca juga: Ada Sebelum Era Wali Songo, Siapa Pendiri Masjid Tertua di Indonesia?

Oleh karena itu, kantor VOC yang ada di Gombong tersebut digunakan sebagai markas tentara untuk mendukung strategi Benteng Stelsel. Benteng Van Der Wijck Kebumen ini dibangun militer Belanda dengan memperkerjakan kurang lebih 1.400 orang yang berasal dari Banyumas dan Bagelen.

Pada 1856, benteng Cochius difungsikan menjadi sekolah militer (Pupillenschool) atau sekolah taruna untuk orang-orang Eropa. Benteng ini lalu berganti nama menjadi Benteng Van Der Wijck sebagai hadiah atas jasanya di bidang kemiliteran Belanda.

Tempat Latihan PETA

Di masa kependudukan Jepang, Benteng Van Der Wijck Kebumen masih difungsikan sebagai tempat pelatihan pasukan tentara bentukan Jepang untuk melawan pasukan sekutu yang dikenal dengan Pembela Tanah Air (PETA).  Fungsi ini masih bertahan hingga kemerdekaan di mana benteng ini digunakan sebagai barak ABRI hingga tahun 1980. Setelah itu, benteng diubah fungsinya menjadi tempat tinggal anggota TNI Angkatan Daratan hingga tahun 2000.

Baca juga: Biji Jenitri Kebumen, Airmata Siwa yang Dibeli Mahal India

Sementara itu, dilansir dari kebumenkab.go.id, lokasi benteng ini berjarak sekitar 19 km dari pusat Kabupaten Kebumen. Bangunan benteng ini memiliki keunikan pada desain banugnannya yang terbuat dari batu bata. Atap bentengnya berbentuk segi delapan dan juga terbuat dari batu bata yang kokoh dan dibuat menyerupai bukit-bukit kecil sehingga saat ideal sebagai tempat pertahanan, sekaligus pengintaian.

Daya Tarik Wisata

Jika mengacu pada selesainya proses pembangunan benteng ini, usia benteng Van Der Wijk sudah lebih dari satu abad. Pada Agresi Militer Belanda (AMB) I, benteng ini kembali dikuasai kolonial Belanda dengan menjadikannya sebagai markas pertahanan terdepan untuk menghadapi kekuatan Indonesia yang berada di timur Sungai Kermit.

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia,kompleks benteng dini dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Darat. Pada 2000, melalui kerjasama dengan pihak swasta, Benteng Van Der Wijk dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang telah dilengkapi dengan beragam fasilitas,  antara lain; wahana permainan anak, gedung pertemuan, serta hotel wisata yang mash mempertahankan arsitektur asli bangunan. Untuk masuk ke benteng ini, pengunjung cukup membayar tiket sebesar Rp5.000 per orang. Namun harga ini belum termasuk wahana permainan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya