SOLOPOS.COM - Warga berkunjung ke objek wisata air Cokro (OMAC) Kecamatan Tulung, Jumat (14/5/2021). Jumlah pengunjung langsung membeludak di hari perdana dibuka setelah satu tahun dua bulan ditutup. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Objek Wisata Air Cokro atau OMAC di Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah, kembali dibuka setelah setahun lebih tutup. Uji coba terbatas pembukaan wisata air itu dilakukan pada Jumat (14/5/2021).

Spanduk bertuliskan objek Wisata Air Cokro (OMAC) is back terpampang di gerbang objek wisata setempat, Jumat (14/5/2021). Jumlah pengunjung langsung membeludak di hari perdana pembukaan OMAC yang ditandai pemasangan spanduk di gerbang tersebut.Lantas, apa yang baru dari objek wisata tersebut?

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Ahmad Susanto, saat ditemui wartawan di OMAC Kecamatan Tulung, mengatakan pengelola tempat wisata membatasi jumlah pengunjung mencapai 500 orang saat hari perdana pembukaan. Jumlah itu masih jauh di bawah kapasitas OMAC yang mampu menampung hingga 2.000 orang dalam sekali waktu kunjungan.

Baca juga: Mangkrak Sejak Dibangun 10 Tahun Lalu, Waterslide OMAC Klaten Hanya Jadi Pemandangan

Jembatan Rusak

Secara umum tidak ada yang baru dari objek wisata air di Klaten itu. Namun jembatan gantung yang disebut sebagai ikon utama OMAC kini sudah rusak parah. Jembatan yang dibangun sejak 1990-an itu memang sudah jarang dilintasi pengunjung.

Tak adanya perawatan mengakibatkan jembatan gantung dalam kondisi rusak parah. Kayu di jembatan gantung sudah banyak yang rusak sehingga semakin tak layak dilintasi pengunjung. Hingga sekarang, jembatan gantung masih ditutup.

“Jembatan rusak. Berbahaya untuk dilewati. Ditutup sejak munculnya Covid-19. Di waktu sebelumnya, sempat dilakukan sistem buka-tutup biar tidak kelebihan muatan,” kata Ahmad Susanto, kepada Solopos.com, Jumat (14/5/2021).

Baca juga: Pulau Jawa Rapuh, Banyak Rongga & Rekahan di Bawah Tanah

Pantauan Solopos.com di lapangan, jembatan tersebut memiliki panjang kurang lebih 25 meter dan ketinggian kurang lebih 10 meter. Jembatan gantung itu berada di atas aliran Sungai Pusur dan aliran air dari Umbul Ingas.

“Hingga sekarang belum ada rencana perbaikan. Jembatan gantung itu dibuat sekitar era 1980-an,” kata Ahmad Susanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya