Solopos.com, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memprediksi kehidupan normal seperti sebelum merebaknya pandemi virus corona pemicu Covid-19 baru bisa dilakukan paling cepat pada 2022.
Negeri bijaksana yang menginginkan kembalinya kehidupan normal mestinya baru akan bisa diterapkan setelah penduduk dunia mendapatkan vaksin virus corona. Vaksin itu paling cepat tersedia pada pada 2022.
Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan
Ulang Tahun, RM BTS Sumbangkan Rp1,2 M untuk Museum Seni Nasional
Dikutip CNN, Jumat (18/9/2020), Soumya Swaminathan, dokter yang memimpin petugas sains di Organisasi Kesehatan Dunia di Jenewa, Swiss mengatakan pihaknya masih harus mempertahankan jenis tindakan yang sama yang saat ini. Tindakan itu adalah pembatasan jarak fisik, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan pernapasan.
"Kami melihat pada tahun 2022 setidaknya sebelum cukup banyak orang mulai mendapatkan vaksin untuk membangun kekebalan. Itu harus dilanjutkan setelah vaksin mulai diluncurkan, karena kami membutuhkan 60% hingga 70% populasi untuk memiliki kekebalan sebelum Anda mulai melihat penurunan dramatis dalam penularan virus ini," kata Swaminathan.
Masa Perlindungan Vaksin
Selain itu, dia juga tidak tahu berapa lama vaksin yang telah disiapkan akan melindungi setiap individu. Tidak menutup kemungkinan vaksin tersebut masih tetap memerlukan booster.
Swaminathan menambahkan bahwa pejabat kesehatan saat ini sedang mencari cara untuk mengendalikan virus corona yang menyebabkan Covid-19, daripada menghilangkannya pada saat ini.
Pasien Covid-19 Bisa Kena Happy Hypoxia, Kenali Penyebab dan Gejalanya
Sementara itu garis waktu tetap tidak pasti dan sulit untuk diprediksi untuk mewujudkan kehidupan normal baru yang diidam-idamkan. "Saya pikir aman untuk mengatakan bahwa bisa jadi 2022 ketika kita akan mulai berpikir untuk kembali ke kehidupan normal sebelum Covid."
Swaminathan menambahkan bahwa dia tidak berpikir virus corona akan menjadi virus musiman seiring berjalannya waktu. Tetapi sebaliknya, kita bisa berharap untuk melihat bagaimana pasang surut dalam kasus dan penularan.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos