SOLOPOS.COM - Tuan rumah siniar Wedangan Mas Warmin, Suwarmin (dua dari kanan), bersama para narasumber dalam episode perdana siniar Wedangan Mas Warmin, di Wedangan Latar Ombo yang disiarkan di Youtube Espos Live, Selasa (19/4/2022). (Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO — Kuliner masih menjadi daya tarik tersendiri untuk Solo dan sekitarnya. Solo sudah dikenal sebagai surganya kuliner.

Banyak orang datang ke Solo untuk makan. Cerita orang-orang yang melihat kuliner sebagai bisnis yang menjanjikan untuk dikembangkan pun terus bermunculan di Solo.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Seperti yang diceritakan beberapa pelaku usaha kuliner Solo dalam obrolan kuliner, episode perdana siniar Wedangan Mas Warmin, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Selasa (19/4/2022).

Baca Juga: Keseruan Tim Ekspedisi Surga Kuliner Solo Saat Ngeprank Whawin Laura

Obrolan itu terjadi di Wedangan Latar Ombo yang berlokasi di Gg. Pisang 3, Ngadijayan RT.02/05 No. 21, Ngadijayan Utara, Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

Cerita diawali dari pemilik Wedangan Latar Ombo, Tiwik Widowati. Sebelumnya Tiwik lama berkecimpung di dunia perhotelan. Sebagian masyarakat Solo mungkin sudah mengenal sosoknya.

Selesai meracik teh jahe untuk tamunya, yang juga tuan rumah siniar Wedangan Mas Warmin, Suwarmin, Tiwik pun menceritakan tentang sejarah berdirinya wedangan tersebut. Ada istilah “dipaksa oleh keadaan” dari dirinya yang menjadikannya memilih meninggalkan dunia perhotelan dan memilih fokus membesarkan usaha kuliner yang telah dia rintis, Wedangan Latar Ombo.

Pandemi Covid-19 telah membawa dampak luar biasa untuk dunia pariwisata, termasuk perhotelan. “Dengan sadar diri saya mengundurkan diri [dari perhotelan]. Saya pikir panjang, mungkin ini waktunya untuk mandiri meski tantangan sangat berat saat itu [awal masa pandemi]. Tapi sebenarnya saya bekerja itu ya untuk ini [usaha kuliner]. Pandemi menjadi momentum [lebih fokus ke usahanya],” kata dia.

Baca Juga: Kuliner Solo, Hangatnya Serabi Notosuman dan Lezatnya Selat Mbak Lies

Dipilih konsep wedangan, karena tidak lepas dari hobinya menongkrong, jajan dan minum teh. Latar Ombo pada awalnya dia buat untuk memfasilitasi teman-temannya yang juga suka menongkrong. Namun seiring berjalannya waktu, usaha itu mendapat apresiasi dari banyak pihak. Itu sebabnya dia optimistis untuk membesarkan usaha tersebut.

Hingga saat ini Wedangan Latar Ombo bertahan walau ditengah pandemi. Tentu dengan berbagai terobosan yang dia lakukan. Termasuk tanggap dengan dunia digitalisasi. Meski konsep wedangan, pembayaran nontunai pun sudah bisa dilayani di tempat itu.

Cerita lain juga disampaikan Owner Angkringan Omahe Whawin, Whawin Lawra. Sebagai seorang seniman, sosok Whawin tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Solo. Meski disibukkan dengan dunia panggung hiburan, ternyata dia pun memikirkan sisi bisnis untuk dikembangkan.

Baca Juga: Surga Kuliner Solo, Mau Sate Kere atau Makan di Kusuma Sari?

Whawin pun memilih usaha kuliner dalam hal ini. Hampir sama dengan latar Ombo, Omahe Whawin juga menawarkan konsep angkringan atau wedangan namun sedikit diberikan sentuhan berbeda. Dia menyebut angkringannya juga diberi sentuhan nuansa Bali.

“Konsepnya Ubud Bali. Karena saat itu kangen ingin ke Bali, tapi saya pikir-pikir, sama-sama mengeluarkan biaya untuk ke Bali, saya belanjakan saja dan saya buat angkringan konsep Bali. Itu sudah sejak tujuh tahun lalu, sekitar 2015,” kata dia.

Baca Juga: Surga Kuliner Solo, Mau Sate Kere atau Makan di Kusuma Sari?

Meski lokasinya yang bisa dibilang masuk ke kampung, yakni di Jl. Kelud Selatan No. 42, Joglo, Banjarsari, Solo, Angkringan Omahe Whawin kini tetap eksis dengan berbagai promosi melalui media sosial.

Promosi secara digital juga Whawin lakukan untuk usahanya karena sadar dengan era digital saat ini. Tidak hanya itu layanan pembayaran nontunai juga diberikan untuk menyambut pelanggan milenial.

“Jangan salah, meski jajan di angkringan, cashless juga bisa. Ada Ovo, QRIS, transaksi lain berbentuk scant barcode, di Angkringan Omahe Whawin bisa lah,” kata dia dalam obrolan tersebut.

Baca Juga: Serius Bantu UMKM Kuliner Solo, ESB Beri Solusi Digital Terintegrasi

Cerita lain juga disampaikan Direktur HRD Kusuma Sari Solo, Herwita Titi Sekartaji. Meski sudah berdiri sekitar 50 tahun, Rumah Makan Kusuma Sari masih eksis hingga saat ini. Tempat makan yang berada di sekitar Jl. Slamet Riyadi Solo itu kini dikelola oleh generasi ketiganya.

Meski mempertahankan menu-menu legendaris seperti kroket dan selat Solo, kini rumah makan tersebut juga memberikan sentuhan-sentuhan kekinian dalam hal pelayanannya. Itu tidak lain untuk mengimbangi perkembangan zaman agar usaha kuliner tempo dulu tetap bisa diterima konsumen masa kini.

“Karena sekarang era digital, kami juga memanfaatkan sosial media [untuk promosi]. Website kami juga ada. Di Kusuma Sari saat ini juga bisa menggunakan sistem pembayaran digital,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya