SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Webinar Hari Ibu: Peran Ibu dalam Mencegah Stunting yang digelar Solopos Media Group (SMG) didukung Taspen dan Mandiri Taspen yang disiarkan live melalui YouTube Espos Live, Rabu (21/12/2022). (Solopos.com)

Solopos.com, SOLO — Perempuan, khususnya seorang ibu memiliki peran penting dalam proses menurunkan angka stunting di Indonesia. Melalui peran ibu pula akan terlahir banyak generasi bangsa yang baik.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam Webinar Hari Ibu: Peran Ibu dalam Mencegah Stunting yang digelar Solopos Media Group (SMG) didukung Taspen dan Mandiri Taspen, Rabu (21/12/2022).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Webinar yang disiarkan secara live melalui kanal YouTube Espos Live pada Rabu ini mengupas isu tentang stunting dan peran perempuan, khususnya ibu dalam menekan angka kasus tersebut. Stunting masih menjadi momok yang dihadapi bersama oleh banyak negara.

Hasto menyampaikan satu dari empat anak balita atau lebih dari delapan juta anak di Indonesia mengalami stunting. Dalam penanganan stunting tersebut, lanjutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menargetkan penurunan stunting menjadi 14% pada 2024.

Namun, untuk mencapai target tersebut diperlukan peran semua stakeholders. Salah satunya, ibu yang memiliki peran penting dalam keluarga. Hasto menjelaskan angka stunting di Indonesia 24,4% pada 2021. Pemerintah menargetkan angka tersebut akan terus menurun menjadi 14% hingga 2024.

Baca Juga : Percepat Penanganan Stunting, Telkomsel Dukung Digitalisasi BKKBN Jateng

Untuk mewujudkan hal itu, tutur Hasto, Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang besar. Apabila mengacu target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, pemerintah tidak hanya fokus menangani masalah kelaparan, menurunkan risiko kekurangan gizi, kematian ibu dan bayi, tetapi juga sudah tidak ada lagi kemiskinan ekstrem. Selain itu, stunting di Indonesia harus sudah rendah.

“Sekarang penduduk cukup produktif karena 70% mudah hamil, mudah melahirkan, dan sebagainya. Presiden mengarahkan keluarga harus menjadi perhatian serius sebagai unit yang membawa perubahan. Keluarga adalah tempat mencetak generasi. Kemudian dalam keluarga itu pula, peran ibu juga sangat penting,” kata dia dalam webinar yang disiarkan di YouTube Espos Live tersebut, Rabu.

Penurunan Stunting Lewat Fungsi Keluarga

Untuk itu, ungkapnya, BKKBN dalam rangka percepatan penurunan stunting tersebut terus menggalakkan fungsi keluarga. Dalam UU No.10/1992 disebutkan tentang delapan fungsi keluarga, di antara mengenai agama, budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi, ekonomi, dan lingkungan. Semua fungsi tersebut dapat tercakup dalam filosofi keluarga sebagai sarana asah, asih, dan asuh.

Sementara itu mengenai upaya penurunan stunting, menurutnya hal itu membutuhkan proses yang panjang. Berbicara mengenai pencegahan stunting, katanya, bukan hanya dimulai pada saat bayi sudah dilahirkan. Namun, pencegahan stunting bisa muncul sebagai dampak dari hal-hal yang terjadi sebelum bayi lahir.

Baca Juga : Cegah Stunting, Puskesmas Karanganom Klaten Gelar Kelas Pendampingan Balita

Hasto menyebutkan jumlah wanita hamil di Indonesia sekitar 4,8 juta setahun. Dari jumlah itu bayi yang lahir dengan panjang badan di bawah standar (minimal 48 cm) angkanya masih mencapai 22,6%. Kondisi itu juga bisa memicu stunting. Dengan melihat kondisi itu, lanjutnya, memutus stunting harus dilakukan sejak masa kehamilan, bahkan sebelumnya.

“Sebab 37% perempuan muda yang mau hamil itu anemia. Kalau anemia plasenta tipis yang menjadikan bayi tidak panjang dan tidak berat. Ini juga modal stunting. Kenapa anemia atau kurang gizi? Ini juga dampak dari budaya makan. Artinya ada latar belakang panjang di belakangnya,” lanjut dia.

Menurutnya persoalan menurunkan angka stunting juga menyangkut mental masyarakat untuk lebih peduli dalam menciptakan generasi unggul. Dalam upaya itu, peran seorang ibu juga sangat penting. Bahkan, menurut Hasto, peran perempuan khususnya seorang ibu adalah segalanya dalam proses reproduksi. Mulai dari kehamilan, persalinan, hingga pasca persalinan. Ibu, tuturnya, juga berperan dalam memberikan asupan pada anak melalui ASI.

“Bahkan ibu juga menjadi tempat curahan hati bagi bayi sampai usia balita hingga dewasa. Inilah yang betul-betul disadarkan. Bahkan template [cetakan] manusia terjadi pada 1.000 hari kehidupan pertama dan itu melekat pada perempuan atau ibu. Ini baru dari sisi biologis, belum lagi dilihat dari sisi psikologis dan sebagainya,” jelas dia.

Baca Juga : Resmikan Kampung KB Kedunglumbu Solo, Selvi Ananda Cek Dapur Sehat Stunting

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya