SOLOPOS.COM - Kampus UNS Solo. (Istimewa/Humas UNS Solo)

Solopos.com, SOLO— Mahasiswa memainkan peran penting dalam implementasi corporate social responsibility (CSR). Setidaknya terdapat tiga peran penting mahasiswa dalam mengkampanyekan program CSR, yakni sebagai student, organisatoris, dan agen of change.

Peran mahasiswa dalam mengampanyekan program CSR di antaranya sebagai student (pelaku pendidikan) harus mampu memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh kampus seperti perpustakaan dan laboratorium. Pemanfaatan itu untuk kepentingan kajian ilmu, riset dalam ranah pengembangan ilmu khususnya dalam penerapan CSR.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Peran mahasiswa sebagai organisatoris harus mampu mengkoordinasi pihak dan stakeholder terkait program CSR yang dijalankan. Mahasiswa melalui organisasi kemahasiswaan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai aspek. Aspek kepemimpinan, manajemen organisasi, team building, networking & human relation.

Baca Juga: Covid-19 Tak Terkendali, Forum Pemred Surati Jokowi

“Mahasiswa sebagai agen of change, bisa memainkan peran sebagai catalyst [menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan], solution giver [memberikan solusi], process helper [memberikan pertolongan dalam proses perubahan], dan resources linker [sebagai penghubung dengan sumber untuk memecahkan masalah]. Hal ini bisa dipastikan bahwa mahasiswa lah yang terjun langsung di lapangan, menjadi jembatan antara penerima program CSR dengan pemerintah dan pelaku bisnis serta tidak memiliki kepentingan,” ujar dosen Fakultas Pertanian dan juga dosen Pascasarjana Penyuluhan Pembangunan UNS, Dr. Agung Wibowo, dalam webinar implementasi CSR, Rabu (30/6/2021), dalam rilis kepada Solopos.com.

Webinar tersebut digelar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (FP UNS) dengan tajuk Inisiasi Kolaborasi Implementasi CSR dalam Rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Pada kesempatan itu, Dr. Agung memaparkan berbagai masalah CSR di Indonesia yang diuraikan dalam paradigma dalam melihat CSR, mendukung vs menolak CSR, kesadaran perusahaan untuk melakukan CSR rendah, program CSR: kepentingan perusahaan vs kebutuhan masyarakat, dan bias CSR.

Baca Juga: Surati Jokowi, Ini 8 Rekomendasi Forum Pemred soal Penanganan Covid-19

Webinar implementasi CSR. (Istimewa/FP UNS)

 

Ide Segar

“Dalam bias CSR berupa kamuflase, perusahaan  melakukan  CSR  tidak  didasari  oleh  komitmen,  melainkan hanya  sekadar menutupi  praktik  bisnis  yang memunculkan  ethical  questions,” ujar Dr. Agung yang juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian UNS.

Selain Dr. Agung, narasumber lainnya adalah Manajer PT Prima Bahagia Permai, Afief Nazaruddin. PT Prima Bahagia Permai merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit Malaysia yaitu IJM Plantation Berhad yang berlokasi di Kalimantan Utara dengan luas lahan 25.560 hektare.

Prima Bahagia Permai mengharapkan implementasi CSR dua arah dengan core values tanggung jawab sosial dan komunitas serta continuous improvement. “Pada kolaborasi ini, perusahaan mengharapkan adanya ide-ide segar dan inovatif dengan point of view lain dari bidang pendidikan seperti penelitian dan internship untuk meningkatkan profitabilitas,” ujar Afief.

Baca Juga: Muhammadiyah Minta Pulau Jawa Di-Lockdown 3 Pekan

Pembicara lainnya, Sunardi, M.Si. yang merupakan Genetic Resouces Manager PT East West Seed Indonesia (EWINDO), salah satu perusahaan penyedia benih berkualitas unggul di Indonesia.

Selama 30 Tahun EWINDO di Indonesia banyak hal yang telah disinergikan untuk mendukung petani, seperti  bermitra dengan 7000 petani dan 70.000 polinator di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung dan memproduksi 150 varietas benih berkualitas tinggi serta mengembangkan molecular marker sebagai teknologi termuktakhir untuk pengembangan benih unggul.

“EWINDO tidak hanya berorientasi terhadap keuntungan perusahan saja tetapi mencoba untuk turut serta dalam membangun Indonesia melalui CSR. Implementasi porgram CSR yang dilaksanakan dengan beberapa program, seperti Petani Muda Panah Merah (PMPM), GENMASS (Gerakan Makan Makanan Sehat Berserat), Bank Genetika Sayuran serta penelitian bersama dengan beberapa perguruan tinggi maupun balai penelitian,” kata Sunardi, M.Si.

Baca Juga: Menanti Keputusan Jokowi Soal PPKM Darurat

Sinergi

Pembicara selanjutnya adalah anggota DPR RI Rahmad Handoyo, MM. Dia menegaskan tentang potensi dan implementasi CSR di Indonesia di  era disrupsi inovasi. Disrupsi tersebut mengakibatkan perubahan dalam pola kegiatan CSR saat ini.

Dengan pembatasan ruang gerak masyarakat, kegiatan CSR juga harus relevan, menjadi fokus bersama dalam internal perusahaan. “Contoh Aktivitas CSR yang berubah akibat disrupsi di antaranya munculnya komunitas CSR,  perlibatan karyawan hingga kerja sama dengan sosial media.”

Webinar dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian UNS, Prof. Samanhudi. Dalam sambutannya dia menekankan pentingnya  sinergi antara perguruan tinggi dengan perusahaan dalam rangka MBKM.

Baca Juga: Megawati: Kalian Tiru Saya Dong…

“Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengimplementasikan program Kemendikbud yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka [MBKM],” ujar ketua panitia Dr. Winny Swastike.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya