SOLOPOS.COM - Seluruh peserta dan panitia Kirab Jaga Wayang duduk bersila mengelilingi wayang semar di halaman Museum Keris, Solo. Selasa (15/3/2022). (Solopos/Siti Nur Aziza)

Solopos.com, SOLO — Wayang Semar raksasa setinggi lima meter yang terbuat dari lima lembar kulit kerbau dikirab dalam Kirab Jaga Wayang yang berlangsung dari Museum Keris menuju Museum Radya Pustaka Solo, Selasa (15/3/2022).

Kirab yang diselenggarakan oleh Majelis Luhur Keberdayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu bertujuan melestarikan kebudayaan, khususnya wayang yang kini hampir punah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Koordinator Lapangan Kirab Jaga Wayang, I Putu Sentosa Nugroho, mengatakan kirab ini adalah bentuk ikhtiar untuk melestarikan wayang. “Konsepnya kami untuk melestarikan wayang dan juga ada kirab bendera merah putih sepanjang 1.000 meter dan diarak dari Museum Keris menuju Museum Radya Pustaka,” katanya kepada Solopos.com, Selasa.

Baca Juga: Melestarikan Warisan Budaya Jawa, Begini Kirab Jaga Wayang di Solo

Ketua panitia penyelenggara Kirab Jaga Wayang, Gress Raja, mengatakan acara terdiri dari kirab budaya di mana wayang semar setinggi lima meter, gunungan, wayang kecil, dan bendera 1.000 meter di kirab dari Museum Keris sampai Museum Radya Pustaka Solo.

“Bendera yang panjangnya 1.000 meter menggambarkan semangat spirit jiwa harus tetap dipertahankan khususnya untuk menjaga budaya dan kelestarian wayang,” ucapnya kepada Solopos.com, di Museum Keris, Solo.

Untuk memenuhi aturan protokol kesehatan, peserta kirab dibatasi hanya 200 orang. “Kami hanya dua jam, berangkat pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB, sesuai dengan protokol kesehatan hanya 200 orang saja yang mengikuti kirab ini,” katanya.

Baca Juga: Wah, Wayang dan Batik Masuk Materi Workshop Pertemuan G20 di Solo

Sambung Rasa

Saat tiba di Museum Radya Pustaka kirab dilanjutkan dengan acara Sambung Rasa dalam arti saling bersinergi. “Kami membawa dan menciptakan kekuatan energi bersama, mendukung pemerintah dan diserahkan kepada Dinas Kebudayaan energi itu supaya pelestarian budaya bisa secara sistematis dan pasti dilakukan oleh Dinas Kebudayaan untuk generasi penerus muda,” ujarnya.

Sementara itu, wayang semar raksasa setinggi lima meter itu terdiri atas 11 lembar kulit kerbau yang dikirab di Solo, Selasa, dibuat oleh Margono, pendiri Sanggar Wayang Gogon. Wayang tersebut dibuat pada 2012.

“Sudah berusia 10 tahun dan sudah berkeliling sampai 56 lokasi di kota-kota atau pun daerah-daerah diantaranya juga ada wayang masuk sekolah ada kirab budaya, dan lain sebagainya,” ucapnya kepada Solopos.com.

Baca Juga: Dari Wayang Orang, Pegiat Seni Sriwedari Solo Kini Merambah Ketoprak

Margono mengatakan perjalanan wayang semar dimulai pada 2013 dan diterima Presiden Joko Widodo di Jakarta saat masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada 11 Desember 2013.

“Setelah itu kami keliliing ke daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali. Saat ini sudah mencapai titik ke 56,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya