SOLOPOS.COM - Peserta kirab membawa wayang kulit tokoh Semar berukuran besar dan membawa bendera merah putih sepanjang 1.000 meter dalam Kirab Jaga Wayang, Selasa (15/3/2022), dari Museum Keris menuju Museum Radyapustaka, Kota Solo, Jawa Tengah. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wayang semar raksasa yang menjadi ikon Kirab Jaga Wayang, Selasa (15/3/2022) itu pernah diterima Joko Widodo di Jakarta saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2013.

Wayang semar raksasa setinggi 5 meter itu menggambarkan pemimpin yang melayani masyarakat. Si pembutan meyakini sosok semar sesuai dengan karakter Jokowi. Wayang semar raksasa itu didesain dan dibuat oleh pemilik Sanggar Wayang Gogon, Margono pada tahun 2012 tepatnya satu suro.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : Wayang Semar Raksasa Setinggi 5 Meter dari Kulit Kerbau Dikirab di Solo

Ide membuat wayang semar raksasa, katanya, sudah ada dalam benak Margono sejak 2007. Saat itu, Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo. “Semar adalah pamong yang baik hati, seperti Pandawa. Simbol bahwa seorang pemimpin bukan dilayani tetapi melayani masyarakat,” katanya, Rabu (16/3/2022).

Ia menyebut sosok semar cocok menggambarkan karakter Jokowi. “Saya persembahkan semar ini untuk Pak Jokowi karena sesuai dengan karakter Semar. Pak Jokwi pantas menjadi sang pamomong rakyat,” ucap seniman asal Solo ini.

Baca Juga : Pelukis Boyolali Ki Djoko Sutedjo Lelang Lukisan Semar, Segini Harganya

Margono menceritakan membawa wayang raksasa dari Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah ke Jakarta pada Rabu (11/12/2013) lalu itu menggunakan truk. Kata Margono, Jokowi menerima wayang raksasa tersebut.

Margono dan rekan-rekannya melalui rute Solo-Yogyakarta-Magelang-Temanggung-Wonosobo-Banjarnegara-Banyumas-Tegal hingga Balai Kota DKI Jakarta. Pada mulanya, lanjut dia, wayang itu ditaruh di depan Lapangan IRTI Monas. Kemudian, siang hari langsung diserahkan pada Jokowi. “Rencananya, Pak Jokowi sudah instruksi ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI untuk dimasukkan ke Museum Wayang,” ujarnya.

Soal bagaimana reaksi Jokowi saat menerima wayang pemberiannya itu, dalang yang akrab disapa Gogon itu menirukan pernyataan Jokowi kala itu. “Beliau berkata masa disamain sama semar. Semar kan gendut sedangkan saya kurus,” ucapnya.

Baca Juga : Sumpah Sabdo Palon Hancurkan Tanah Jawa

Secara filosofi, tokoh Semar itu berarti kiblat papat lima pancer yang bermakna empat arah mata angin dan satu titik pusat di tengah. Empat mata angin itu dianalogikan dengan tinggi wayang yang mencapai 5 meter dan rambut Semar yang terurai panjang hingga 1 meter.

Gogon menjelaskan bahwa hal itu mengibaratkan manusia yang mencari jati diri melalui empat penjuru mata angin dan tetap bertumpu pada satu titik, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya