SOLOPOS.COM - Dialah Untung Yuli Prasetyawan alias Wawan Geni. (Detikcom)

Solopos.com, MAGELANG – Setiap pelukis punya metode dan cara untuk menghasilkan karya terbaik mereka. Salah satunya adalah pelukis ini yang memanfaatkan puntung rokok dan obat nyamuk bakar sebagai bahan pewarnaan lukisannya.

Mengutip Detik.com, Senin (28/6/2021), bahkan karena keunikkan teknis lukis ini, sekitar 98% karya Dialah Untung Yuli Prasetyawan, 39, laku dikoleksi warga asing. Pria berjuluk Wawan Geni ini adalah seniman lukis yang tinggal di Kauman, Desa Blondo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia telah menggunakan teknik pewarnaan menggunakan puntung rokok dan obat nyamuk sejak tahun 2003. Untuk sekali melukis di kanvas ukuran 2 meter proses pewarnaan baru bisa selesai setelah setahun.

Baca Juga : Serda Mugiyanto, Bintara Berjuluk Jenderal Buah Lengkeng

Wawan Geni menceritakan awal mula pewarnaan dengan teknik bakar ini. Untuk kali pertamanya ia membuat sketsa di kanvas, selanjutnya barulah dilakukan pewarnaan baik dengan puntung rokok atau obat nyamuk bakar dalam kondisi menyala.

"Mulai tahun 2003 saya pertama melukis pakai puntung rokok dan obat nyamuk bakar," kata Wawan Geni saat ditemui di sela-sela menyelesaikan lukisan di Balkondes Karangrejo Borobudur.

Wawan mengakui, teknik pewarnaan dengan obat nyamuk bakar membutuhkan waktu yang lama untuk penyelesaiannya. Untuk lukisan ukuran 80 cm x 100 cm diselesaikan antara 2 hingga 3 bulan. Kemudian untuk lukisan ukuran 2 meter bisa diselesaikan dalam waktu setahun.

Mayoritas Lukisan Borobudur

Alumnus Seni Rupa ISI Yogyakarta itu menuturkan, menggambar memang hobinya dan sudah tertarik digeluti sejak lama. Ia mengaku dulu pernah juga menggunakan cat pada umumnya, namun semenjak 2003 tersebut fokus menggunakan pewarna puntung rokok maupun obat nyamuk bakar.

"Pernah pakai cat, cat akrilik, cat minyak, tapi kemudian fokus ini. Dari eksperimen, menarik, saya teruskan sampai sekarang," ujar dia yang tergabung dalam Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu.

Lukisan Wawan kebanyakan ada gambar Candi Borobudur dan kehidupan sosial yang ada di sekitarnya. Hal ini dilakukan karena ia tinggalnya masih di sekitar Candi Borobudur.

Baca Juga : Desa Sentra Kerajinan Tanduk Masih Eksis di Magelang

"Iya kebanyakan (Candi Borobudur). Karena saya tinggal di sekitar Borobudur. Saya hanya memiliki pemikiran sederhana, 'saya tinggal di Borobudur hanya bisa melukiskan nuansa sekitar, kehidupan sosial sehari-hari di lingkungan sekitar'," ujar Wawan.

Wawan mengakui, karya lukisan sebagian besar diminati orang asing. Baik itu dari Amerika, Eropa maupun lainnya. "Kebanyakan 98 persen orang asing. Amerika, Eropa itu hampir banyak ya, Jerman ada juga," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya