SOLOPOS.COM - Waspadai pemakaian antibiotik untuk pertumbuhan hewan ternak (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, JAKARTA--Masyarakat diminta mewaspadai efek pemakaian antibiotik untuk pertumbuhan hewan ternak. Hal ini karena bisa memunculkan bakteri super.

Survei Kementerian Pertanian pada 2017 menunjukkan bahwa 81,4 persen peternak menggunakan antibiotik  untuk hewan ternak unggas untuk pencegahan penyakit, sebanyak 30,2 persen menggunakannya untuk pengobatan dan 0,3 persen masih memakainya untuk promosi pertumbuhan satwa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bagaimana efek pemakaian antibiotik untuk pertumbuhan hewan ternak terhadap manusia? Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini. Penggunaan antibiotik atau pun antimikroba secara berlebihan, dapat berbahaya dan berpotensi mengancam kesehatan manusia di masa depan.

Manajer Kampanye Peternakan World Animal Protection, Rully Prayoga,  mengatakan bahwa meski antibiotik memiliki manfaat di bidang medis, namun  dalam penggunaan antibiotik untuk meningkatkan pertumbuhan hewan ternak tidaklah diperbolehkan.

Baca Juga: Begini Cara Mudah Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

"Tidak ada antibiotik yang boleh digunakan sebagai promotor pertumbuhan pada hewan ternak," kata Rully dalam sebuah temu media virtual pada Senin (5/4/2021).

Rully mengatakan penggunaan antibiotik untuk pertumbuhan hewan ternak berisiko menimbulkan bakteri yang antimicrobial resistance (AMR) atau kebal terhadap antibiotik atau antimikroba.

"Karena yang seharusnya digunakan untuk pengobatan, tetapi dia [antibiotik] digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan [hewan ternak], ini yang menjadi permasalahan," ujarnya seperti melansir laman Liputan6.com, Selasa (6/4/2021).

"Apalagi sekarang mikroba dapat bermutasi dan beradaptasi," kata Rully. Hal ini membuat bakteri semakin lama menjadi semakin kebal terhadap obat ini.

Bakteri yang kebal terhadap antibiotik dari hewan sendiri berbahaya bagi manusia. Rully mengungkapkan, ada beberapa kondisi dimana mereka dapat menjangkiti manusia.

Baca Juga: Begini Ciri-Ciri Masker Berizin Edar, Biar Nggak Salah Beli 

Apakah efeknya?  Yang pertama adalah kontak dekat. Penyebab kedua adalah melalui konsumsi atau mengonsumsi daging hewan yang terkontaminasi bakteri super tersebut. Selain itu, kontak terhadap lingkungan seperti air juga bisa menyebabkan bakteri resistan antimikroba masuk ke dalam manusia

Penggunaan antibiotik secara terus menerus dan tidak bertanggung jawab  dapat memunculkan antibiotic resistance genes (ARG) dan bakteri super yang menimbulkan bahaya nyata bagi kesehatan masyarakat.

Rully pun menyerukan agar pemerintah melarang penggunaan antibiotik untuk pertumbuhan hewan ternak, serta memastikan bahwa pabrik peternakan memenuhi standar kesejahteraan hewan.

"Kami juga mendorong para pelaku rantai pangan, termasuk produsen, ritel, restoran cepat saji, untuk membuat komitmen untuk menerapkan prinsip kesejahteraan hewan ternak yang tinggi, sehingga dapat menghindari meluasnya kontaminasi bakteri resisten antibiotik," katanya.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, juga meminta pemerintah menegakkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2017 tentang larangan penggunaan antibiotic growth promotor (AGP) untuk hewan ternak, serta meningkatkan pengawasan terhadap jenis obat ini yang dilarang sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 9736 Tahun 2020.

"Dengan demikian, konsumen akan lebih yakin untuk menggunakan bahan pangan, terutama yang berasal dari peternakan yang menerapkan kesejahteraan hewan yang baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya