SOLOPOS.COM - dr Reisa Broto Asmoro saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jumat (18/9/2020). (Bisnis-Biro Pers Istana)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah mulai gencar menggalakkan disiplin 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) serta 3T (tracing, testing, treatment) jelang libur panjang Natal dan tahun baru (Nataru) Desember mendatang. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.

“Mau ada varian baru seperti apapun virusnya, yang paling utama tetap menegakkan protokol kesehatan memakai masker dan menjaga jarak, vaksinasi, 3M, 3T adalah kuncinya,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr. Reisa Broto Asmoro, saat menghadiri kegiatan vaksinasi di Sasono Sumewa, Pagelaran Keraton Surakarta, Sabtu (23/10/2021) pagi.

Promosi Pegadaian Area Surabaya 2 Gelar Festival Ramadan 2024 di 2 Lokasi

Reisa mengatakan mobilitas tinggi yang tidak disertai prokes bakal memicu lonjakan kasus. Sementara, selama ini libur panjang selalu diikuti dengan kenaikan kasus. Oleh karena itu pemerintah melakukan berbagai upaya antisipasi meskipun Nataru masih dua bulan lagi.

Baca Juga: BMKG Perkirakan Cuaca Buruk Landa Soloraya, Waspada Banjir & Longsor

Di antaranya kampanye persuasif melarang mudik, menegakkan 3M dan 3T, serta kebut vaksinasi. Disusul penerapan baru wajib PCR bagi penumpang pesawat terbang untuk Jawa dan Bali per Minggu (24/10/2021), dan mengubah tanggal merah kalender untuk memecah jumlah hari libur.

Dalam kesempatan itu Reisa juga mewanti-wanti masyarakat untuk ikut mendukung program vaksinasi. Vaksinasi dosis pertama harus dilengkapi hingga dosis kedua. Vaksinasi terbukti bisa menekan segala resiko berat bagi pasien yang terpapar Covid-19.

“Karena vaksin terbukti mampu menekan risiko penularan, resiko inveksi, dan kematian. Dengan adanya vaksinasi kalaupun sampai ada yang tertular kita gak harapkan ada lonjakan kasus di rumah sakit seperti Juli kemarin,” kata dia.

Baca Juga: Kenapa Solo Tidak Jadi Daerah Istimewa Seperti Yogyakarta?

Lebih Siap

Lebih dari itu, pemerintah saat ini menurutnya jauh lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk gelombang susulan Covid-19. Sejumlah RS juga mulai disiapkan, disusul banyaknya sentra produksi oksigen untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.

“Nakes [tenaga kesehatan] dan Wisma Atlet dialihfungsikan. Tapi kalau sampai ada lonjakan, mereka bisa kembali lagi [bertugas penanganan pasien Covid-19],” terang Reisa.

Reisa mengatakan saat ini kasus positif Covid-19 diakuinya melandai. Berdasarkan data dari Covid19.go.id, Jumat (22/10/2021), kasus aktif harian berada di angka 15.090. Jumlah terkonfirmasi positif yakni 4.238.000 lebih sedangkan angka kesembuhan 4.080.000 lebih.

Baca Juga: Sebut Seniman Daerah Pakai Ngisor Pring, Dalang Ini Minta Solusi 

Sementara vaksin dosis pertama sebesar 111.496.000 lebih vaksin dosis kedua sebanyak 66.316.000 lebih. Target vaksinasi nasional untuk mencapai herd immunity sebesar 208.265.000.

Namun penegakan aturan dan prokes harus terus dilakukan. Termasuk wajib karantina setelah bepergian dari luar negeri. Karantina selama lima hari sesuai dengan masa inkubasi Covid-19.

“Saya kasih imbauan untuk semua, bahwa aturan bagi WNI semuanya sama. Datang dari luar negeri ya harus ikuti aturan karantina sesuai alur yang telah ditetapkan. Jadi ya jangan sampai melanggar, bagi yang melanggar saya harap mau introspeksi, karena ini adalah untuk kepentingan masyarakat umum,” kata Reisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya