SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo mewaspadai kasus bullying di lingkungan sekolah wilayah Kabupaten Jamu. Hal ini menyusul maraknya kasus bullying yang terjadi di sejumlah daerah.

Kepala Disdikbud Sukoharjo Darno meminta seluruh sekolah melaksanakan program guru sambut siswa sebelum masuk kelas. Hal ini sebagai upaya pengawasan siswa dan mengantisipasi aksi bullying atau perundungan di lingkungan sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ajaib! Pohon Roboh di Sungai Sempor Selamatkan Para Siswa SMPN 1 Turi

"Aturan ini diberlakukan ke seluruh sekolah khususnya sekolah negeri. Ini sebagai langkah mengantisipasi bullying di sekolah," kata Darno ketika berbincang dengan Solopos.com, Minggu (23/2/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya kasus bullying di sejumlah daerah mendapatkan perhatian khusus Disdikbud Sukoharjo. Program guru sambut siswa dari pengamatannya mampu menekan aksi bullying di sekolah. Sebab baginya kasus bullying dipicu kurangnya pengawasan pengajar maupun lingkungan sekolah terhadap perilaku para siswanya.

"Kasus bullying ini banyak terjadi sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung ataupun saat istirahat. Penyebabnya bisa karena motif memalak uang saku antar siswa,” kata Darno.

Ratusan Istri Mitra Driver Gojek Siap Ramaikan Kuliner Solo

Dengan kondisi ini, Darno berupaya menutup peluang aksi bullying terjadi di sekolah. Salah satunya mewajibkan guru datang lebih awal dari siswa dan menyambut kedatangan mereka di depan sekolah. Artinya, guru sudah ada di sekolah sebelum para siswa datang. Kemudian siswa yang datang dibiasakan bersalaman.

Kehadiran guru lebih awal juga menjadi fungsi pengawasan bagi lingkungan sekolah. "Program guru sambut siswa awalnya baru diterapkan di beberapa sekolah negeri. Namun, saat ini hampir semua sekolah mulai mengikuti program itu," katanya.

Ditanya ihwal temuan kasus bullying di Sukoharjo, Darno mengatakan sejauh ini belum ada temuan. Namun demikian perlu diwaspadai mengingat kasus bullying biasanya baru terungkap saat korban melaporkan. Selama korban tak melaporkan maka kasus ini tidak terendus. "Jadi meski sejauh ini belum ada, kita tetap waspada," katanya.

Apa Perlu Cukai Emisi Kendaraan?

Selain aksi bullying, Disdikbud juga mewaspadai masuknya paham intoleransi masuk ke ranah pendidikan. Pengawasan pada kelompok atau relawan pengajar juga ditingkatkan. Sekolah diminta selektif menerima guru relawan agar tidak menanamkan paham atau bibit intoleransi pada siswa.

“Kegiatan orang diluar sekolah harus diawasi dengan cara ikut terlibat dalam berinteraksi dengan siswa,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya