SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging atau pengasapan untuk memutus daur hidup nyamuk (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, BOYOLALI — Kasus chikungunya terjadi di wilayah Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Masyarakat pun diimbau untuk tidak mengabaikan pola hidup sehat dan memberantas sarang nyamuk.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, kasus cikungunya pertama terlaporkan pada 20 Agustus 2021 lalu. Total ada 12 kasus yang muncul di desa tersebut, tepatnya di Dukuh Jampen, Kismoyoso.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Tabungan Rp30 Juta Raib, Warga Boyolali Laporkan Bank Swasta di Solo ke Polisi

“Setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi, didapatkan tiga tambahan kasus. Namun saat ini tinggal satu orang yang merasakan gejala,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Insan Adi Asmono, Jumat (10/9/2021).

Dalam menangani kasus tersebut pihaknya bersama Puskesmas Ngemplak, selain melakukan penyelidikan secara epidemiologi juga menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk serta fogging satu kali siklus pada 9 September lalu.

Diketahui chikungunya disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Gejala yang khas dari chikungunya adalah nyeri sendi kaki. “Gejala yang paling khas adalah pergelangan kaki yang nyeri, sulit digerakkan. Lainnya panas, timbul ruam. Hampir sama dengan demam berdarah, namun yang lebih khasnya adalah nyeri sendi,” kata dia.

Untuk mengantisipasi timbulnya wabah chikungunya, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengabaikan pola hidup sehat dan bersih. Mengingat penyakit tersebut disebarkan melalui nyamuk, maka dia mengimbau masyarakat untuk membersihkan barang-barang yang berpotensi menjadi media nyamuk untuk berkembang biak.

Baca Juga: Jaga Kelestarian Alam, Burung Endemik Merapi-Merbabu Dilepas di Argo Bumi Selo Boyolali

Selain kaleng dan barang-barang yang bisa menampung air, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai rumpun bambu dan pelepah pisang yang bisa menjadi sarang nyamuk.

“Melihat kondisi geografis di Boyolali masih banyak perkebunan. Kalau memotong bambu, upayakan di atas ruas sehingga potongannya tidak membentuk lubang yang bisa menjadi sarang nyamuk. Begitu juga pelepah pisang untuk diperhatikan,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya