SOLOPOS.COM - Bantuan tandon air dari Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Boyolali, Selasa (27/9/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALIKemarau panjang berpotensi menimbulkan krisis air bersih di Boyolali. Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Widodo Munir mengatakan 300.000 Warga Boyolali sempat mengalami krisis air bersih pada 2019 akibat kemarau panjang.

Untuk menghadapi risiko kekeringan, Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui BPBD Boyolali telah mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Kekeringan beberapa waktu lalu. Rakor tersebut diikuti oleh camat-camat yang memiliki potensi kekeringan di Boyolali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dalam rakor itu sudah kami petakan, daerah-daerah yang akan mengalami kekeringan. Antara lain Tamansari, Musuk, Womosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Juwangi,” kata Widodo.

“Sebenarnya kalau kekeringan yang terjadi agak ekstream seperti 2019, kira-kira sebanyak 300.000 Warga Boyolali akan menghadapi kekurangan air bersih,” ucap dia kepada Solopos.com, Selasa (27/9/2022).

Apabila fenomena tersebut kembali terjadi, Widodo mengatakan Pemkab Boyolali akan mengalami kesulitan untuk menjangkau semua warga yang mengalami krisis air bersih.

Baca juga: Gagal Panen karena Kekeringan, Petani Madiun Cairkan Klaim Asuransi Pertanian

Oleh karena itu pemerintah membutuhkan bantuan, kerja sama, dan dukungan dari lembaga-lembaga BUMN, BUMD, dan lembaga sosial masyarakat di Boyolali.

“Insyaallah cukup dana yang kami miliki dengan ditambah bantuan oleh masing-masing mitra kerja kami kira-kira bisa cukup menjangkau bantuan dari 300.000 warga di Boyolali,” ucap dia.

BPBD juga telah menyiapkan anggaran untuk menyediakan air bersih apabila dibutuhkan. Anggaran tersebut berasal dari APBD sebanyak Rp190 juta.

“Kami sendiri punya rencana menyalurkan air itu sebanyak 200 an tangki. Tapi baru terpakai 22, dan kami sudah menyalurkan 72. Jadi sisa nya [dibantu] dari mitra kerja kami,” ucap dia.

Widodo menjelaskan bantuan dari mitra kerja membuat pemerintah optimis bisa mencukupi kebutuhan air warga. salah satunya Dana Amanah Pemberdayaan Masyatakat (DAPM) Boyolali yang menyalurkan bantuan senilai Rp40 juta.

Baca juga: Kisah Warga Daerah Langganan Kekeringan di Boyolali, Wajib Punya Tandon

Bantuan tersebut berupa dropping air bersih dan tiga buah tandon. Untuk dropping air bersih sudah dilakukan di kecamatan Tamansari, kemudian tandon sebanyak tiga buah akan disalurkan ke Wilayah Boyolali bagian Utara.

Ketua Dansos DAPM Kabupaten Boyolali, Murdjijanto menjelaskan bahwa kerja sama penyaluran bantuan penanggulangan bencana kekeringan melalui BPBD sudah dilaksanakan sejak 2017.

“Di 2020 berupa pengadaan tandon kapasitas 5.100 liter sebanyak lima buah dan dropping air bersih, kemudian di 2021 berupa pengadaan tandon air 5.100 liter sebanyak tujuh buah, dan di 2022 berupa pengadaan tandon air 5.100 liter sebanyak tiga buah dan dropping air bersih,” jelas dia.

Selain itu, Murdjijanto menjelaskan pula dana yang dikelola tersebut merupakan penyisihan sebesar lima persen dari alokasi dana sosial di masing masing pengelola DAPM se-Kabupaten Boyolali.

Baca juga: Sumber Air Baku Masih Jadi Kendala Atasi Kekeringan di Wonogiri

“Di 2022 ini terkumpul sekitar 100 juta rupiah, yang digunakan untuk bantuan sosial ke RTM, pugar rumah, berpartisipasi di bulan dana PMI, dan lain sebagainya,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya