SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran hutan. (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta memetakan tiga penyebab kebakaran hutan di Gunung Lawu, Karanganyar, dan sekitarnya.

Tiga hal itu adalah aktivitas pengarangan (pembuatan arang), araman, dan perapian yang dibuat oleh pendaki. Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta, Susilo Winardi, menyampaikan hal itu saat ditanya tentang antisipasi kebakaran hutan Gunung Lawu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Susilo menyampaikan penyebab utama kebakaran di hutan Gunung Lawu adalah manusia. "Kami sudah memetakan dengan Asper [asisten Perhutani]. Ada beberapa identifikasi penyebab kebakaran. Pengarangan, perapian pendaki, dan yang ketiga dari araman,” kata Susilo saat dihubungi Solopos.com, Minggu (6/6/2021).

Baca Juga: 36 SMP Negeri-Swasta Karanganyar Gelar PPDB Offline, Ini Daftarnya

Susilo mengungkapkan araman yakni menanam rumput lalu dibersihkan dengan cara dibakar. Karena kalau dibakar, rumput diyakini akan tumbuh cepat dan bagus.

Sayangnya, Susilo mengungkapkan Perhutani belum mengantongi data pasti pembuat arang dan pengaram yang kerap memicu kebakaran di hutan Gunung Lawu, Karanganyar. Pada sisi lain, ia menyebutkan Perhutani KPH Surakarta akan menyelenggarakan kegiatan kesiapsiagaan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.

Kegiatan tersebut akan melibatkan stakeholder terkait, seperti BPBD Karanganyar, Polres Karanganyar, Kodim 0727/Karanganyar, sukarelawan, dan warga sekitar.

Baca Juga: Mayat Pria Misterius Ditemukan Mengapung di Bengawan Solo Wonogiri

Membuat Tandon Air

“Dalam waktu dekat akan kami agendakan. Cek kesiapan dan koordinasi dengan stakeholders. Sembari berharap dan berdoa semoga kemarau tidak panjang dan tidak kering. Tahun 2020 itu kan kemarau basah,” ungkapnya.

Selain soal kebakaran hutan, Susilo mengungkapkan beberapa waktu Perum Perhutani KPH Surakarta bersama Polres Karanganyar, BPBD, sukarelawan setempat, dan stakeholders membuat tandon air di area hutan Gunung Lawu.

Lokasi tepatnya di atas Telaga Madirda. Susilo menyebut Perum Perhutani KPH Surakarta baru membuat satu unit tandon.

Baca Juga: Ganti Rugi Aset Terdampak Rel Layang Joglo Solo Terendah Rp2 juta

"Terkait tandon air, sempat koordinasi dengan BPBD. Salah satu alternatif cara agar mempermudah penanganan kebakaran hutan. Baru satu yang dibikin di atas Telaga Madirda.”

Susilo menambahkan ke depan akan koordinasi dengan BPBD untuk membuat tandon yang sama di lokasi lain. Saat hujan, tandon bisa menampung air sehingga tidak akan habis saat kemarau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya