SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona. (Vecteezy)

Solopos.com, JOGJA — Penularan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY terus meluas di kalangan pelajar sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY menyebut sudah ada 18 sekolah di wilayah yang siswanya dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 selama proses PTM berlangsung.

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, mengakui adanya penularan yang meluas di kalangan lembaga pendidikan formal. Ia mencatat sudah ada 18 sekolah di DIY yang siswanya terdeteksi Covid-19 selama menjalani PTM. Dari 18 sekolah tersebut, 17 di antaranya merupakan SMA/SMK dan satu sekolah dari jenjang SMP.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasus Covid-19 yang paling banyak ditemukan di SMAN 2 Bantul yang mencatatkan 17 kasus. Kemudian sekolah lain yang terpapar yaitu SMA 7 Jogja, SMA 8 Jogja, SMA 9 Jogja, SMA 1 Depok hingga SMA/SMP Al-Azhar.

Baca juga: Update Covid-19 DIY! 5 Kasus Baru, Terbanyak dari Sleman

“Sekarang saja sudah 18 sekolah yang terdeteksi [Covid-19]. SMA 8 ada 3 kasus, SMA 2 Bantul dari 1 menjadi 17 kasus, memang itu jadi tertularnya dari temannya yang satu itu. Hari ini di-tracing lagi belum tahu hasilnya. SMA 7,itu kemarin dua kasus, lalu di-tracing lagi kami belum tahu hasilnya lagi. Kemudian SMA 1 Depok, SMA 9 Kota Jogja,” kata Didik di Kompleks Kepatihan, Jumat (4/2/2022).

Didik menilai tidak semua penularan yang terjadi di belasan sekolah itu diakibatkan klaster dari PTM. Beberapa sekolah dengan satu dan dua kasus dan hasil tracing negatif mereka biasanya tertular dari rumah. Menurutnya semua siswa dan guru yang terpapar Covid-19 tersebut tidak ada yang berat, melainkan tanpa gejala. Selain itu rata-rata mereka telah divaksinasi dua dosis.

“Kalau saya katakan itu belum tentu klaster sekolah ya, karena kadang ada satu atau dua dibawa [penularan] dari rumah, kemudian datang ke sekolah. Ketika kita lakukan skrining tidak serta merta teman di sekitar kelas itu positif, tetapi ternyata hanya anak itu sendiri, di beberapa tempat begitu, jadi enggak bisa dikatakan klaster,” ucapnya.

Tracing terhadap sekolah-sekolah yang ditemukan kasus positif masih terus berjalan. Didik juga meminta kepada sekolah agar lebih intensif menjalin komunikasi dengan puskesmas terdekat. Jika ada salah satu anggota sekolah yang memiliki gejala sebaiknya langsung melapor untuk segera ditindaklanjuti.

Baca juga: 20% Sekolah di DIY Belum Terapkan K-13

Mengantisipasi meluasnya penularan, Didik menegaskan PTM harus digelar 50% agar prokes bisa diterapkan secara maksimal. Selain itu melakukan pengurangan jam pelajaran dari sebelumnya 40 menit meniadi 24 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya