SOLOPOS.COM - Jembatan Gantung Guwosari Sragen. (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Jembatan Gantung Guwosari Sragen bisa ditemukan setelah menyusuri jalan di tengah kebun karet. Jembatan gantung yang berusia sekitar 20 tahun itu belakangan viral di media sosial.

Ini setelah warga sekitar mengecat permukaan jembatan gantung itu dengan aneka warna. Pengecatan jembatan gantung itu dilakukan warga Dukuh Guwosari, Desa/Kecamatan Kedawung, Sragen, pada Minggu (1/8/2021) pagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pengecatan jembatan gantung itu dilakukan untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Warga setempat sengaja menyulap wajah jembatan yang tadinya berwarna hijau menjadi aneka warna yang meriah.

Baca Juga: Catat! Call Center Layanan Derek Gratis Dishub Solo Ganti ke Nomor Ini

Perubahan wajah jembatan gantung sepanjang sekitar 70 meter dan selebar 1,5 meter itu ternyata menjadi daya tarik warga, terutama anak-anak remaja. Mereka datang dari berbagai desa untuk berswafoto dengan latar belakang jembatan gantung tersebut.

“Pagi dicat, sorenya sudah ramai sekali anak-anak remaja. Mereka berfoto-foto di lokasi, hingga akhirnya viral di media sosial,” ujar Wanto, 40, warga Mojokerto, Kedawung, saat ditemui Solopos.com di lokasi, Selasa (3/8/2021).

Jembatan gantung itu menghubungkan dua dukuh yakni Guwosari dan Janggan, Desa Kedawung. Jembatan itu menjadi akses penting bagi warga dua desa yakni Kedawung dan Mojokerto. Jembatan itu dipakai untuk melintasi sebuah Kali Gedhe yang berhulu di wilayah Karanganyar. Jembatan itu setinggi sekitar 10 meter dari permukaan sungai.

Karena terlalu sempit, hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi jembatan itu. Kendaraan yang melintas dari dua arah berlawanan harus bergantian melintasi jembatan gantung. Sama seperti jembatan gantung pada umumnya, saat dilintasi sepeda motor, jembatan itu bergetar dan bergoyang. Benturan roda motor dengan alas jembatan yang terbuat dari kayu menghadirkan suara gaduh.

“Kalau saya hampir tiap hari melintasi jembatan gantung itu. Alhamdulillah aman-aman saja. Kalau baru kali pertama melintasi jembatan itu mungkin akan takut. Kalau sudah terbiasa ya tidak takut. Selama ini kalau ada kayu yang rusak, langsung diganti baru. Pernah ada yang jatuh, tapi itu karena yang melintasi jembatan itu pemuda mabuk di malam hari. Untungnya tidak apa-apa,” papar Wati, 30, warga setempat.

Baca Juga: Ini Rahasia Sharp Terus Survive di Masa Pandemi Covid-19

Jembatan Gantung Guwosari merupakan satu dari enam jembatan gantung milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen. Tiga dari enam jembatan gantung itu berada di Kecamatan Masaran yakni di Desa Kliwonan, Dukuh Kedusan Desa Sidodadi dan Dukuh Bakung Desa Pringanom. Sementara dua jembatan gantung lainnya tersebar di Desa Kaponan Kecamatan Sidoharjo dan Kedung Cabe Kecamatan Karangmalang.

Selain enam jembatan gantung itu, masih ada satu jembatan gantung lain di Sragen. Jembatan gantung tersebut berlokasi di perbatasan Dukuh Tempursari, Desa Karanganyar dengan Dukuh Bero, Desa Bedoro di Kecamatan Sambungmacan.

Bila enam jembatan gantung lainnya berstatus milik Pemkab Sragen, jembatan gantung yang dibangun pada era 1990-an itu berstatus milik Pemdes Karanganyar. Ini karena pembangunan jembatan gantung itu diprakarsai oleh Joko Widodo, 69, kala masih menjabat sebagai Kades Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya