SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR – Kecelakaan maut di jalur objek wisata Candi Sukuh, Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, yang merenggut nyawa pasangan suami istri, Rabu (27/3/2019), menarik simpati netizen.

Tragisnya, pasangan suami-istri meninggal dunia dalam insiden tersebut dan kedua anak mereka luka-luka. Diberitakan Solopos.com sebelumnya, insiden itu merupakan kecelakaan tunggal. Keluarga yang menjadi korban tersebut merupakan warga Plumbungan Indah, RT 027/RW 008, Desa Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Mereka adalah Agung Prasojo, 45, Julyana, 37, dan dua orang anak. Saat kecelakaan mereka mengendarai satu sepeda motor, yakni Honda Vario berpelat nomor AD 2331 AJE.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat kejadian, korban melaju dari arah objek wisata Candi Sukuh ke Karanganyar. Kecelakaan diduga karena kondisi sepeda motor yang dikendarai satu keluarga itu bermasalah. Rem sepeda motor diduga blong saat melintas di jalan menurun dengan kemiringan sekitar 30 derajat.

Sesaat sebelum kecelakaan, korban sempat membunyikan klakson beberapa kali. Nahas, sepeda motornya menabrak pagar tembok Pondok Wisata Citra Indah di jalur menuju objek wisata Candi Sukuh. Akibat kejadian itu, Agung dan Julyana, meninggal di lokasi kejadian diduga karena luka pada bagian kepala.

Kecelakaan tragis itu membuat warganet prihatin. Mereka saling mengingatkan dan berbagi tip berkendara yang aman di medan curam seperti di jalur Candi Sukuh, Karanganyar. Tak ketinggalan, warganet berbalasungkawa melalui kolom komentar di akun media sosial.

“Cuma masukan saja. Kalau matik di turunan tajam, usahakan gas jangan ditutup rapat. Buka sedikit atau di RPM rendah biar ada efek engine brake. Ibaratnya mesin ikut diganduli, jadi beban karena turunan tidak tertumpu pada rem saja. Kalau perlu ditutup pol motor los kayak dikopling, sehingga sulit dikendalikan. Saat diturunan usahakan pakai rem depan atau belakang jangan ditekan terus. Tapi, tekan lepas biar kampas rem enggak terbakar karena gesekan. Akibatnya, daya cengkeramnya hilang. Kondisi ban juga berpengaruh. Usahakan cek kendaraan sebelum digunakan, safety first,” komentar pemilik akun Instagram @dans_danafibudyarto di akun @jelajahsolo, Kamis (28/3/2019).

“Harusnya di situ dipasang bantal atau penahanan jika ada rem blong. Soalnya sering kejadian. Sama sayang di Candi Cetho. Cuma masukan saja sih buat pihak berwenang. Nyawa seseorang lebih berharga dari apapun. Di luar takdir dan kehendak Allah. Cuma risiko bisa diantisipasi,” sambung @ahmadgus.

“Kelemahan matik itu memang. Harus tahu celah untuk mengerem dan menghentak gas agar tetap di putaran rendah seperti motor masuk gigi satu,” lanjut @aliefagusprasetyonugroho.

Untuk pengendara motor matik yang rem belakang masih tromol sebenarnya ada triknya. Sebelum turun, setel mur rem belakang agak maju. Jadi, putaran ban agak seret. Matik untuk turunan yang sering blong cakram depan. Trik itu sering saya gunakan untuk turunan Umbul Sidomukti, Gedong Songo, terakhir dari penanjakan Bromo. Insyaallah aman,” sambung @perdanayanafri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya