SOLOPOS.COM - Suasana saat tahlilan 40 hari meninggalnya ayah Dory Harsa, Agus Haryanto, sekaligus doa untuk mendiang Didi Kempot di kediaman orangtuanya kawasan Fajar Indah, Solo, Rabu (13/5/2020). (Istimewa/Manajemen Dory Harsa)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga Wonogiri diimbau untuk melakukan kegiatan tahlilan secara virtual selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.

Kepala Kantor Kementerian Agama Wonogiri, Cahyo Sukmana, mengatakan di tengah pandemi Covid-19 terlebih selama PPKM darurat, tahlilan bisa dilakukan secara virtual. Sehingga tidak menimbulkan kerumunan di tengah-tengah masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Beberapa waktu lalu kami mengikuti tahlilan secara virtual saat Kepala Kantor Kementerian Agama Boyolali meninggal. Sekarang banyak media yang bisa digunakan untuk digelar secara virtual,” kata dia saat dihubungi belum lama ini.

Baca Juga: Gagal Juara Copa America, Pelatih Brasil Kritik Conmebol

Cahyo menuturkan, selama PPKM darurat di Jawa dan Bali, ibadah bagi masyarakat di daerah yang masuk dalam kategori pandemi level 3 dan 4 dilakukan di rumah. Warga Wonogiri diimbau untuk beribadah di rumah karena wilayah asesmen termasuk dalam pandemi level 3.

“Berbagai rumah ibadah semua agama diminta untuk ditutup sementara. Tidak diperkenankan mengadakan kegiatan keagamaan di dalamnya. Untuk saat ini beribadah di rumah saja,” ungkap dia.

Sebelum PPKM darurat diberlakukan, lanjut Cahyo, telah dilakukan rapat koordinasi antara pemerintah daerah, tokoh agama, ormas keagamaan dan sejumlah instansi lain membahas tentang penutupan tempat ibadah. Semua pihak menyetujui penutupan tempat ibadah selama PPKM.

“Begitu juga dengan kegiatan keagamaan seperti pengajian. Termasuk tradisi tahlil. Kegiatan itu untuk sementara waktu bisa dilakukan secara virtual. Kegiatan keagamaan yang bersifat mengumpulkan massa atau kerumunan dilarang dilakukan,” kata Cahyo.

Ketua Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonogiri, Hariyadi, mengatakan doa tahlil secara virtual tidak mengurangi nilai dari kegiatannya. Karena hingga saat ini masih pandemi Covid-19 masih berlangsung. Terlebih saat ini penularannya cukup tinggi.

“Maka dari itu kami berharap tahlilan bisa dilakukan secara virtual di rumah masing-masing. Insyaallah nilainya sama dengan tahlilan yang dilaksanakan secara berjemaah di satu tempat,” kata dia saat dihubungi, Minggu (11/7/2021).

Baca Juga: Puskesmas di Pati Ditarget Vaksinasi 200 Sasaran per Hari

Doa tahlil secara virtual, menurut dia sah. Saat pelaksanaan, tahlil juga bisa dipimpin oleh modin atau imam yang diikuti oleh sejumlah orang atau jemaah. Sehingga meski dilakukan secara virtual, semua juga sudah terhubung.

“Secara virtual bisa terlihat ada kebersamaan di dalamnya. Kami kira jika jemaahnya sudah terhubung, bobot atau nilainya sama dengan kehadiran jemaah saat kumpul jadi satu. Tahlilan secara virtual sah dan tidak mengurangi nilainya,” kata Haryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya