SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Dua unit backhoe yang biasa menambang pasir di Kali Progo di wilayah Dusun Klurahan, Trimurti, Srandakan diusir ratusan warga setempat, Rabu (5/9) siang.

Pengusiran itu dilakukan karena warga kesal dengan Pemkab Bantul yang dinilai pilih kasih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Penambang pasir tradisional sering dirazia. Sementara, penambangan yang mengerahkan alat berat justru dibiarkan saja,” tegas Zahrowi, 43, warga setempat yang juga berprofesi sebagai penambang pasir tradisional.

Zahrowi menuturkan, sejatinya ada empat backhoe yang beroperasi di sepanjang Kali Progo. Namun, sebelum warga memulai aksi sekitar pukul 13.00 WIB, satu backhoe sudah meninggalkan lokasi sejak pagi. Adapun satu backhoe lagi masih bertahan di Kali Progo sebelah barat Dusun Klurahan.

Warga Dusun Klurahan yang lain, Waluyo, 40, menjelaskan, backhoe tersebut diketahui mulai beroperasi sejak lima hari setelah Lebaran. Dalam setiap hari, ada sekitar 150 truk hingga 200 truk yang mengangkut material hasil pertambangan. “Sejak 2011, sudah ada backhoe yang beroperasi. Karena banjir, operasi backhoe itu dihentikan,” kenangnya.

Menurut sejumlah warga, backhoe tersebut didatangkan ke Kali Progo oleh Kelompok Tani Bismo dari Dusun Talkondo, Poncosari, Srandakan. Tujuannya semula untuk normalisasi Kali Progo demi melindungi budidaya tanaman sorgum di sepanjang tepi kali.

“Kalau memang normalisasi, seharusnya material itu ditumpuk di tepi kali sebagai tanggul. Kalau material diangkut ratusan truk, itu namanya penambangan,” ujar Yono, warga Dusun Klurahan. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya