SOLOPOS.COM - Anak-anak di Temanggung melakukan padusan di Mata Air Rowali, Jateng, Sabtu (2/4/2022). (Solopos.com - Antara/Heru Suyitno)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Sebagian warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng), menggelar tradisi padusan hari ini, Sabtu (2/4/2022). Mereka menggelar padusan di sejumlah sumber mata air salah satunya Mata Air Rowali di Lingkungan Bendo, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung.

Sejak pagi, anak-anak sudah mulai berdatangan di Mata Air Rowali. Semakin siang hingga sore hari, anak-anak yang berdatangan pun semakin banyak dan ramai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Airnya sangat segar. Kami selalu padusan di Rowali sebelum puasa. Tidak perlu berdesak-desakan, karena kalau di kolam renang ramai dan harus membayar,” kata Wahyu, 10, yang datang bersama teman-temannya.

Baca juga: Brrrr….Segarnya Padusan di Umbul Udal-Udalan Tawangmangu

Ia mengaku lebih senang melakukan padusan di Rowali ketimbang harus ke lokasi wisata pemandian yang ada di Temanggung. Di Mata Air Rowali, mereka bisa mandi bersama teman-teman dan gratis.

Sementara itu, selain Mata Air Rowali, warga Temanggung juga menggelar padusan di Pikatan Waterpark Temanggung. Meski demikian, jumlah pengunjung padusan di Pikatan Waterpark Temanggung tahun ini mengalami penurunan.

Pelaksana Tugas Direktur Perumda Bhumi Phala Wisata selaku pengelola Pikatan Water Park, Bagus Pinuntun, menyampaikan jumlah pengunjung padusan tahun ini turun drastis dibanding padusan di tahun-tahun sebelum pandemi.

Ia menyebutkan pada padusan hari Jumat (1/4) jumlah pengunjung hanya berkisar 1.500 orang dan hari ini jumlah pengunjung diperkirakan hampir sama dengan kemarin.

“Jumlah pengunjung pada momentum padusan tahun ini masih kalah jauh pada padusan tahun-tahun sebelum pandemi bisa mencapai 7.000 hingga 10.000 orang per hari,” katanya.

Baca juga: Keren Lur! Petani Tembakau di Temanggung Diajari Bikin Konten

Menurut dia turunnya jumlah pengunjung Pikatan Water Park dalam padusan tahun ini, salah satunya adalah banyaknya kompetitor wahana wisata air di Kabupaten Temanggung. “Saat ini banyak wisata air baik milik desa atau perorangan bermunculan,seperti di Liyangan, Bansari, Jumo, dan beberapa tempat lainnya,” katanya.

Selain itu, menurunnya jumlah pengunjung disebabkan faktor perekonomian masyarakat yang belum pulih sepenuhnya akibat pandemi Covid-19.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya