SOLOPOS.COM - Bank sampah di Sumberejo, Klaten Selatan, Jumat (29/11/2019). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Warga Dukuh Pengkol, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, memblokade jalan di pintu masuk bank sampah desa setempat, Kamis (28/11/2019) malam.

Warga Pengkol kesal lantaran pengelolaan bank sampah yang sudah berdiri sejak 2016 tersebut dilakukan secara asal-asalan. Informasi yang dihimpun Solopos.com, bank sampah itu dibangun dari bantuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Klaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

DLHK juga memberikan bantuan sarana dan prasarana (sarpras) lainnya, seperti mesin pencacah, alat pemilah sampah, dan kendaraan pengangkut sampah.

Lokasi bank sampah berada di RW 010. Wilayah yang dihuni 70-an keluarga itu terdiri atas dua RT, yakni RT 001 dan RT 002. Lokasi bank sampah masih satu kompleks dengan tempat permakaman umum (TPU) Dukuh Pengkol.

Protes PT RUM, PCM Selogiri Wonogiri Siapkan Aksi Demo Besar-Besaran

“Kami sebenarnya tidak masalah dengan bank sampah itu jika pengelolaannya benar. Kenyataannya, yang membuang sampah ke sana asal-asalan. Sampah juga di-umbrukke begitu saja sebelum diambil petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Klaten," jelas Ketua RT 001/RW 010, Darmaji, 41, saat ditemui Solopos.com di Sumberejo, Jumat (29/11/2019).

Selain bau dan lalat, sampah juga terlihat berserakan di sekitar bank sampah. Bahkan, sampah itu sudah ada di dekat sungai di sebelahnya. "Kalau dibiarkan kan tidak baik juga. Makanya warga beraksi,” imbuh dia.

Selaku ketua, Darmaji mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pengelola bank sampah 1-2 bulan sebelumnya. Saat itu, Darmaji berharap bank sampah dapat dioptimalkan sebagaimana mestinya.

564 Pelamar CPNS Boyolali Gugur di Seleksi Administrasi

“Hingga malam kemarin [Kamis, 28/11/2019] malam, tetap tidak ada pengelolaan sampah. Bank sampah tidak dioptimalkan sesuai perizinan. Lalu ada aksi itu,” katanya.

Blokade jalan dilakukan dengan memasang kijing, bambu, dan spanduk bertuliskan dilarang buang sampah di sekitar bank sampah. Direktur Bank Sampah di Sumberejo, Sukarno, mengatakan pengelola bank sampah masih berkomitmen mengolah sampah di desanya secara optimal.

Belum optimalnya bank sampah karena jumlah orang yang mengurusi sampah sangat minim. “Pengelola bank sampah minimal 4-5 orang. Yang ada saat ini hanya dua orang. Itu pun hanya bertugas mengambil. Sembari mencari tenaga, sampah di sana [bank sampah] memang diangkut petugas DPUPR Klaten,” katanya.

Nyata! Kisah Bayi Mungil yang Lahir Saat Erupsi Merapi

Sukarno mengatakan di Sumberejo ada 12 RW. Dari jumlah tersebut, hampir sebagian warga membuang sampah ke bank sampah.

Mereka yang membuang sampah ke bank sampah di antaranya warga RW 006, RW 007, RW 008, RW 009, RW 011, dan sebagian RW 002. Volume sampah yang dibuang ke bank sampah mencapai 2-5 kuintal per harinya.

“Soal kekurangan tenaga itu, sudah ada solusinya. Mulai awal pekan depan, kami siap mengelola sampah itu sesuai fungsi bank sampah. Sampah akan diolah menjadi barang layak jual dan pupuk organik,” katanya.

Pantauan Solopos.com, akibat blokade jalan menuju bank sampah, petugas Dinas PUPR Klaten tidak dapat mengambil sampah. Biasanya, petugas Dinas PUPR mengambil sampah ke Sumberejo setiap Selasa dan Kamis.

Pemerintah desa didampingi anggota bhabinkamtibmas di Sumberejo kemudian membuka akses bank sampah, Jumat (29/11/2019) pagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya